Selasa, 15 Januari 2013
Astronom Menemukan Planet yang Berpotensial untuk dihuni
The new planet Gliese 581g bears Earthlike blues and greens in an artist's conception. Illustration courtesy Lynette Cook
Para astronom mempelajari bintang di dekatnya mengatakan bahwa mereka telah menemukan planet potensial dihuni pertama, seperti tempat yang berbatu dengan atmosfir, daerah beriklim sedang, dan krusial, air, dianggap vital bagi kehidupan seperti yang kita kenal.
planet ekstrasurya lain telah disebut Earthlike, tapi, astronom Paul Butler meyakinkan, "ini benar-benar yang pertama planet Goldilocks"-tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin.
Mengorbit bintang katai merah Gliese 581 tentang setiap 37 hari, planet baru, bernama Gliese 581g, adalah "hanya ukuran yang tepat dan hanya pada jarak yang tepat [dari bintang] untuk memiliki air di permukaan," tambah Butler, dari Lembaga Carnegie Science di Washington, DC, selama konferensi pers online hari ini.
(Related: "Planet Earthlike memata-matai di tata surya Jauh.")
Gliese 581g di Zona Goldilocks
Terletak sekitar 20 tahun cahaya dari Bumi, Gliese 581 merupakan salah satu dari ratusan bintang yang dekat dengan kita. Ilmuwan telah mendeteksi enam planet mengorbit red dwarf, membuat Gliese 581 pusat dari sistem terbesar planet dikenal di luar tata surya kita.
Bintang ini juga mungkin terinpsirasi banyaknya headline planet yang dapat dihuni
Sebagai permulaan, planet Gliese 581C diumumkan pada tahun 2007 sebagai potensial dihuni tetapi kemudian ditemukan mengorbit terlalu dekat dengan bintang-membuat planet terlalu panas untuk kehidupan.
Planet lain, Gliese 581d, diperkirakan orbit di sisi dingin dari zona dihuni. Sementara kehidupan bisa disandarkan di Gliese 581d, planet ini akan membutuhkan atmosfir kental dengan efek rumah kaca yang kuat untuk pemanasan ke titik habitasi. (Cari tahu mengapa beberapa orang berpikir Gliese 581d dapat menahan air.)
"Mereka sangat dekat dengan dihuni, tapi tidak cukup," kata Steve Vogt, profesor astronomi dan astrofisika di University of California, Santa Cruz, selama briefing.
"Yang satu ini yang benar antara keduanya, dalam sistem yang sama."
Kira-kira tiga kali lebih besar dari Bumi, planet baru ditemukan terkunci di bintang, yang berarti bahwa satu sisi terus-menerus terperangkap di siang hari, sisi lain terus-menerus gelap.
Aliens, jika ada, yang paling mungkin untuk tinggal di sepanjang garis antara bayangan dan cahaya, daerah beriklim dikenal sebagai terminator itu, kata para ilmuwan
Penemuan Gliese 581g didasarkan pada 11 tahun pengamatan, sebagian besar melalui WM Keck Observatory di Hawaii. Data memungkinkan para ilmuwan untuk mendeteksi gerakan dalam orbit bintang yang disebabkan oleh tarikan gravitasi dari teknik-planet yang mengorbit yang disebut kecepatan radial.
Mengingat relatif mudah menemukan planet ini, 10 sampai 20 persen dari seluruh bintang mungkin memiliki planet potensial dihuni, Vogt mengatakan dalam siaran pers. (Lihat panduan interaktif dengan ratusan planet diketahui.)
"Mungkin ada puluhan miliar sistem ini di galaksi kita."
The 581g-planet layak huni Gliese temuan harus dilaporkan dalam edisi masa depan
Dede Nurhidayat, dekolgenz90, http://thelapanbelazmei.blogspot.com
Tanah Liat Panggang, Makanan Tradisional Khas Tuban
Hmm... bagaimana ya rasanya memakan tanah liat yang dipanggang, tapi untuk warga yang satu ini adalah jagonya makan tanah liat. Bagi warga Tuban, Jawa timur memakan tanah liat panggang tak berbeda seperti kita memakan stik coklat.
Makanan dari tanah liat yang diberi nama "Ampo" ini sudah menjadi makanan tradisional yang dipercaya masyarakat Tuban dapat menguatkan sistem pencernaan. Bahkan memakan tanah liat juga dipercaya sebagai obat yang dapat mengobati beberapa macam penyakit.
Rasima, sang penjual Ampo, mengatakan bahwa tidak ada resep untuk memasak tanah tersebut. Dia hanya mencari tanah yang bersih yang bebas dari kerikil, kemudian ditumbuk dan dipadatkan sehingga berbentuk segi empat.
Kemudian, mengikisnya dengan stik dan membentuknya seperti gulungan. Tanah yang sudah menggulung itu kemudian dibakar dan diasapi selama 1 jam, lalu jadilah sebagai snack atau makanan ringan yang siap dimakan.
Rasima biasanya menjualnya dipasar dan sehari dia bisa mempunyai penghasilan sekitar Rp 20 ribu untuk menghidupi keluarganya.
Tuban merupakan satu-satunya tempat di dunia yang memakan tanah panggang. Memang ada orang-orang lain di dunia yang suka makan pasir, dan benda aneh lainnya, tapi tidak ada yang memakan tanah panggang.
Salah seorang warga Tuban mengatakan bahwa dia sudah memakan ampo sejak dia masih kecil dan ampo mendinginkan perutnya. Berikut ini cara membuatnya :
1. Pisahkan Tanah Liat Dengan Kerikil dan Pasir
Pada tahap ini tanah dipilah-pilah antara yang lembut dan yang kasar. Seperti halnya membuat adonan jajanan, maka keseragaman tanah menentukan kenikmatan dan kepulenan cemilan yang dihasilkan nantinya.
2. Bentuk Tanah Menjadi Kotak-Kotak
Kalau kita membuat kue ada istilah kalis, ya disini juga demikian, membuat adonan tanh liat menajdi bentuk kotak menunjukan bahwa adonan sudah kalis.
Kalis sendiri berarti komposisi tanah dan air sudah merata pada setiap bagian adonan. Ciri adonan tanah liat yang kalis dilihat dari sudah tidak lengket pada telapak tangan.
3. Bentuk Stick/batangan
Tanah liat dibentuk menjadi stik, jika anda lihat sepintas pembuatannya mirip dengan pembuatan wafer stick atau astor.
4. Bakar Tanah Liat
Setelah tanah liat dibentuk menjadi stick, kemudian dipanggang diatas tungku tradisional sampai mengeras dan kering. Seperti terlihat pada gambar, tanah liat diletakkan diatas wajan dengan pemanasan tungku dan kayu.
5. Disajikan
Setelah semua proses dilalui maka tanah liat siap disajikan di meja untuk jadi teman ngobrol dan nonton.
Kalau Anda penasaran dan cukup berani silahkan berkunjung ke tuban dan mencicipinya sendiri. Anda juga bisa meminta untuk membungkusnya sebagai oleh-oleh keluarga dirumah. Tentunya menikmati bersama keluarga akan membawa kenikmatan tersendiri. Bagaimana, Anda tertarik?
Sumber : beritajatim.com / kaskus.us / sourceflame.blogspot.com
Dede Nurhidayat, dekolgenz90, http://thelapanbelazmei.blogspot.com
Makanan dari tanah liat yang diberi nama "Ampo" ini sudah menjadi makanan tradisional yang dipercaya masyarakat Tuban dapat menguatkan sistem pencernaan. Bahkan memakan tanah liat juga dipercaya sebagai obat yang dapat mengobati beberapa macam penyakit.
Rasima, sang penjual Ampo, mengatakan bahwa tidak ada resep untuk memasak tanah tersebut. Dia hanya mencari tanah yang bersih yang bebas dari kerikil, kemudian ditumbuk dan dipadatkan sehingga berbentuk segi empat.
Kemudian, mengikisnya dengan stik dan membentuknya seperti gulungan. Tanah yang sudah menggulung itu kemudian dibakar dan diasapi selama 1 jam, lalu jadilah sebagai snack atau makanan ringan yang siap dimakan.
Rasima biasanya menjualnya dipasar dan sehari dia bisa mempunyai penghasilan sekitar Rp 20 ribu untuk menghidupi keluarganya.
Tuban merupakan satu-satunya tempat di dunia yang memakan tanah panggang. Memang ada orang-orang lain di dunia yang suka makan pasir, dan benda aneh lainnya, tapi tidak ada yang memakan tanah panggang.
Salah seorang warga Tuban mengatakan bahwa dia sudah memakan ampo sejak dia masih kecil dan ampo mendinginkan perutnya. Berikut ini cara membuatnya :
1. Pisahkan Tanah Liat Dengan Kerikil dan Pasir
Pada tahap ini tanah dipilah-pilah antara yang lembut dan yang kasar. Seperti halnya membuat adonan jajanan, maka keseragaman tanah menentukan kenikmatan dan kepulenan cemilan yang dihasilkan nantinya.
2. Bentuk Tanah Menjadi Kotak-Kotak
Kalau kita membuat kue ada istilah kalis, ya disini juga demikian, membuat adonan tanh liat menajdi bentuk kotak menunjukan bahwa adonan sudah kalis.
Kalis sendiri berarti komposisi tanah dan air sudah merata pada setiap bagian adonan. Ciri adonan tanah liat yang kalis dilihat dari sudah tidak lengket pada telapak tangan.
3. Bentuk Stick/batangan
Tanah liat dibentuk menjadi stik, jika anda lihat sepintas pembuatannya mirip dengan pembuatan wafer stick atau astor.
4. Bakar Tanah Liat
Setelah tanah liat dibentuk menjadi stick, kemudian dipanggang diatas tungku tradisional sampai mengeras dan kering. Seperti terlihat pada gambar, tanah liat diletakkan diatas wajan dengan pemanasan tungku dan kayu.
5. Disajikan
Setelah semua proses dilalui maka tanah liat siap disajikan di meja untuk jadi teman ngobrol dan nonton.
Kalau Anda penasaran dan cukup berani silahkan berkunjung ke tuban dan mencicipinya sendiri. Anda juga bisa meminta untuk membungkusnya sebagai oleh-oleh keluarga dirumah. Tentunya menikmati bersama keluarga akan membawa kenikmatan tersendiri. Bagaimana, Anda tertarik?
Sumber : beritajatim.com / kaskus.us / sourceflame.blogspot.com
Dede Nurhidayat, dekolgenz90, http://thelapanbelazmei.blogspot.com
Minggu, 13 Januari 2013
15 Tempat Yang Dilarang Di Google Earth & Google Maps Read more: http://99ratiz.blogspot.com/2011/04/15-tempat-yang-dilarang-di-google-earth.html#ixzz1KX2bHYXg
Sebenarnya banyak tempat di dunia ini tidak diperbolehkan untuk dilihat melalui Google Earth ataupun Google Maps. Hal ini berkaitan dengan berbagai alasan, baik itu alasan keamanan, privasi ataupun politik. Berikut 15 tempat yang tidak bisa dilihat dengan menggunakan fasilitas Google tersebut.
Tempat Pemerintahan dan Militer
White House
Tempat Pemerintahan dan Militer
White House
Gambar digital dari White House telah dihapus, hal ini dilakukan untuk menyembunyikan fasilitas keamanan udara dan aset keamanan lain yang digunakan untuk mengamankan tempat ini.
Soesterberg Air Base, Belanda
Soesterberg Air Base, Belanda
Ini merupakan basis dari angkatan udara Belanda, yang juga pernah digunakan sebagai basis pesawat tempur F-15 angkatan udara Amerika saat Perang Dingin.
Reims Air Base, Perancis
Tempat ini satu-satunya bangunan di area Reims Air Base yang dikaburkan.
Nato C3 Agency, Brussel, Belgia
Nato C3 Agency, Brussel, Belgia
C3 Agency mendukung NATO dalam hal-hal ilmiah dan yang berhubungan dengan C4ISR (Consultation, Command, Control, Communications, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance).
Huis Ten Bosch Palace, The Hague
Huis Ten Bosch Palace, The Hague
Tempat ini merupakan satu dari empat tempat tinggal utama keluarga kerajaan Belanda, yang berlokasi di The Hague, Belanda. Ratu Beatrix tinggal di tempat ini sejak tahun 1981.
Tempat Dengan Alasan Politik Tertentu
Iran
Tempat Dengan Alasan Politik Tertentu
Iran
Tahun 2007 lalu, seorang pengusaha Iran mencoba untuk mengunduh Google Earth, tetapi ia mendapatkan pesan: “Terima kasih atas perhatian Anda, tetapi produk yang Anda coba unduh tidak tersedia bagi negara Anda”.
Daerah bagian selatan tenggara Asia
Daerah bagian selatan tenggara Asia
Daerah ini dikaburkan oleh Google Earth karena merupakan kawasan sensitif yang berkenaan dengan masalah politik negara, seperti Tibet atau propinsi Xinjiang, bagian utara Pakistan dan kawasan kerajaan.
Bagian Tengah/Timur Desa Yona, Kepulauan Pasifik Wilayah Guam
Bagian Tengah/Timur Desa Yona, Kepulauan Pasifik Wilayah Guam
Tidak diketahui alasan mengapa daerah ini di sensor.
The Boring’s Family Home, Franklin Park Pensylvania
The Boring’s Family Home, Franklin Park Pensylvania
Aaron dan Christine Boring mengklaim bahwa Google Maps dengan fiture Street View telah melanggar privasi mereka. Keluarga Boring mengatakan gambar dari rumah mereka harus dihilangkan dan sepanjang jalan rumah mereka diberikan label “Private Road”.
Kota Utrecht di Belanda
Kota Utrecht di Belanda
Merupakan tempat yang memiliki sangkut paut dengan sebuah kota kuno yang digunakan sebagai pusat keagamaan bagi bangsa Belanda sejak abad ke 8.
Universitas dan Laboratorium Riset
Universitas dan Laboratorium Riset
Lincoln Laboratory, Massachusetts Institute of Technology (MIT)
Laboratorium Lincoln merupakan tempat riset yang digunakan untuk kepentingan federal dan merupakan pusat pengembangan teknologi tingkat tinggi yang digunakan untuk memecahkan masalah keamanan nasional Amerika.
Knolls Atomic Power Laboratory (KAPL)
Knolls Atomic Power Laboratory (KAPL)
Tempat riset dan pengembangan ini digunakan untuk mendukung program Naval Nuclear Propulsion, dengan berbagai aktifitas riset, desain, membangun, mengendalikan dan me-maintenance kapal perang tenaga nuklir Amerika.
Manhattanville College’s Dammann and Tenney Dormitories
Manhattanville College’s Dammann and Tenney Dormitories
Universitas Manhattanville yang berlokasi di kawasan New York ini dikaburkan karena berada dekat dengan pusat beberapa perusahaan besar seperti PepsiCo Inc, Texaco dan MasterCard.
Stony Brook University
Stony Brook University
Universitas ini dikaburkan dari Google maps karena bangunan ini merupakan pusat dari Brorkhaven National Laboratory.
Saint Louis School, Honolulu
Saint Louis School, Honolulu
sumber :http://danish56.blogspot.com/2011/04/15-tempat-yang-dilarang-di-google-earth.html
Sekali Bersin, Ruangan Bisa Terkontaminasi Selama 1 Jam
Dede Nurhidayat, dekolgenz90, http://thelapanbelazmei.blogspot.com Selesai Menurut laporan terbaru yang dipublikasikan Journal of Royal Society Interface, satu kali bersin bisa mengkontaminasi sebuah ruangan untuk periode waktu lebih dari satu jam.
Peneliti dari Virginia Tech, Amerika Serikat, menganalisis sampel udara dari tiga buah pesawat terbang, ruang tunggu pada sebuah klinik kesehatan, dan tiga ruang perawatan. Hasilnya, separuh sampel udara yang diperoleh mengandung partikel udara yang terkontaminasi virus flu.
“Dari rata-rata satu meter kubik udara yang dijadikan sampel tercatat mengandung lebih dari 16 ribu partikel virus flu,” kata Linsey Marr, ketua tim peneliti dari Virginia Tech, seperti dikutip dariMedIndia.
Virus tersebut, menurut Marr, masih tetap aktif di udara meskipun telah lebih dari satu jam keluar dari saluran pernafasan penderita flu yang bersin.
Marr menyebutkan, mengingat tingginya konsentrasi virus tersebut di udara, jika seseorang terus menghirup udara di ruangan tersebut selama satu jam, jumlah virus sudah cukup untuk memicu infeksi.
“Partikel udara yang mengandung virus tersebut cukup kecil hingga memungkinkan satu partikel terkecil sekalipun bisa bertahan selama beberapa hari,” ucap Marr.
Sumber : teknologi.vivanews.com
Peneliti dari Virginia Tech, Amerika Serikat, menganalisis sampel udara dari tiga buah pesawat terbang, ruang tunggu pada sebuah klinik kesehatan, dan tiga ruang perawatan. Hasilnya, separuh sampel udara yang diperoleh mengandung partikel udara yang terkontaminasi virus flu.
“Dari rata-rata satu meter kubik udara yang dijadikan sampel tercatat mengandung lebih dari 16 ribu partikel virus flu,” kata Linsey Marr, ketua tim peneliti dari Virginia Tech, seperti dikutip dariMedIndia.
Virus tersebut, menurut Marr, masih tetap aktif di udara meskipun telah lebih dari satu jam keluar dari saluran pernafasan penderita flu yang bersin.
Marr menyebutkan, mengingat tingginya konsentrasi virus tersebut di udara, jika seseorang terus menghirup udara di ruangan tersebut selama satu jam, jumlah virus sudah cukup untuk memicu infeksi.
“Partikel udara yang mengandung virus tersebut cukup kecil hingga memungkinkan satu partikel terkecil sekalipun bisa bertahan selama beberapa hari,” ucap Marr.
Sumber : teknologi.vivanews.com
Bukti Bahwa Gunung Bergerak
Dede Nurhidayat, dekolgenz90, http://thelapanbelazmei.blogspot.com SelesaiDalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Qur'an, 27:88)
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
sumber : http://wahw33d.blogspot.com/2011/01/inilah-bukti-bahwa-gunung-itu-bergerak.html#ixzz1GkF88wtc
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Qur'an, 27:88)
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
sumber : http://wahw33d.blogspot.com/2011/01/inilah-bukti-bahwa-gunung-itu-bergerak.html#ixzz1GkF88wtc
Benarkah Atlantis yang Hilang itu adalah Indonesia?
Rekan-rekan yang suka membaca atau mempelajari buku-buku tentang migrasi manusia modern berdasarkan analisis genetika molekuler (DNA), pasti pernah membaca nama Stephen Oppenheimer.
Oppenheimer adalah salah satu tokoh utama bidang ini, yang produktif menuliskan hasil-hasil risetnya. Saat ini, Oppenheimer yang semula seorang dokter anak dan pernah bertugas di Afrika, Malaysia, dan Papua New Guinea; adalah research associate di Institute of Human Sciences, Oxford University.
Salah satu bukunya yang terkenal “Out of Eden : the Peopling of the World” (2004). Ini adalah sebuah buku yang komprehensif tentang sejarah penghunian semua daratan di Bumi oleh manusia modern berdasarkan analisis DNA pada semua bangsa.
Oppenheimer memang pernah terlibat dalam suatu proyek raksasa untuk pemetaan genome manusia seluruh dunia. Dari situ ia mendapatkan data untuk menyusun bukunya. Melalui buku ini, kita bisa menebak dengan mudah bahwa Oppenheimer adalah seorang pembela pemikiran migrasi manusia : Out of Africa, dan menyerang Multiregional.
Namun kita tidak akan membahas buku tersebut, kita akan membahas tentang bukunya yang lain, yang menyulut perdebatan.
Tahun 1998, Oppenheimer menerbitkan buku yang menggoncang kalangan ilmuwan arkeologi dan paleoantropologi,”Eden in the East : The Drowned Continent of Southeast Asia”.
Buku ini penting bagi kita sebab Oppenheimer mendasarkan tesisnya yang kontroversial itu atas geologi Sundaland. Secara singkat, buku ini mengajukan tesis bahwa Sundaland adalah Taman Firdaus (Taman Eden), suatu kawasan berbudaya tinggi, tetapi kemudian tenggelam, lalu para penghuninya mengungsi ke mana-mana : Eurasia, Madagaskar, dan Oseania dan menurunkan ras-ras yang baru. Dari buku Oppenheimer inilah pernah muncul sinyalemen bahwa Sundaland adalah the Lost Atlantis – benua berkebudayaan maju yang tenggelam.
Tesis Oppenheimer (1998) jelas menjungkirbalikkan konsep selama ini bahwa orang-orang Indonesia penghuni Sundaland berasal dari daratan utama Asia, bukan sebaliknya. Apakah Oppenheimer benar? Penelitian dan perdebatan atas tesis Oppenheimer telah berjalan 10 tahun. Disini kita akan membahas beberapa perdebatan terbaru. Sebelumnya, sedikit tentang ringkasan tesis Oppenheimer (1998) itu.
Hipotesis Oppenheimer (1998) segera menyulut perdebatan baik di kalangan ahli genetika, linguistik, maupun mitologi. Kita akan meringkas beberapa perdebatan pro dan kontra yang terbaru (2007-2008). Di buku-bukunyanya yang terbaru (Out of Eden, 2004; dan Origins of the British, 2007), Oppenheimer tak menyebut sekali pun tesis Sundaland-nya itu.
Sanggahan terbaru datang dari bidang mitologi dalam sebuah Konferensi Internasional Association for Comparative Mythology yang berlangsung di Edinburgh 28-30 Agustus 2007.
Dalam pertemuan itu, Wim van Binsbergen, seorang ahli mitologi dari Belanda, mengajukan sebuah makalah berjudul :
”A new Paradise myth? An Assessment of Stephen Oppenheimer’s Thesis of the South East Asian Origin of West Asian Core Myths, Including Most of the Mythological Contents of Genesis 1-11”.
Makalah ini mengajukan keberatan-keberatan atas tesis Oppenheimer bahwa orang-orang Sundaland sebagai nenek moyang orang-orang Asia Barat. Binsbergen (2007) menganalisis argumennya berdasarkan complementary archaeological, linguistic, genetic, ethnographic, dan comparative mythological perspectives.
Menurut Binsbergen (2007), Oppenheimer terutama mendasarkan skenario Sundaland-nya berdasarkan mitologi. Pusat mitologi Asia Barat (Taman Firdaus, Adam dan Hawa, kejatuhan manusia dalam dosa, Kain dan Habil, Banjir Besar, Menara Babel) dihipotesiskan Oppenheimer sebagai prototip mitologi Asia Tenggara/Oseania, khususnya Sundaland.
Meskipun Oppenheimer telah menerima tanggapan positif dari para ahli arkeologi yang punya spesialisasi Asia Tenggara, Oppenheimer tak punya bukti kuat atau penelitian detail untuk arkeologi trans-kontinental dari Sundaland ke Eurasia.
Binsbergen (2007) menantang hipotesis Oppenheimer atas argument detailnya menggunakan comparative mythology. Berikut adalah beberapa keberatan atas hipotesis tersebut :
Dalam pertemuan comparative mythology sebelumnya (Kyoto, 2005, Beijing 2006), Binsbergen mengajukan pandangan yang lebih luas dan koheren tentang sejarah panjang Old World mythology yang mengalami transmisi yang komplek dan multisentrik, tak rigid monosentrik seperti hipotesis Oppenheimer (1998). Winsbergen juga mendukung tesisnya itu berdasarkan genetika molekuler menggunakan mitochondrial DNA type B.
Itulah sanggahan terbaru atas tesis Oppenheimer (1998). Dukungan terbaru untuk hipotesis Oppenheimer (1998), baru-baru ini datang dari sekelompok peneliti arkeogenetika yang sebagian merupakan rekan sejawat Oppenheimer.
Kelompok peneliti dari University of Oxford dan University of Leeds ini mengumumkan hasil peneltiannya dalam jurnal “Molecular Biology and Evolution” edisi Maret dan Mei 2008 dalam makalah berjudul:
Richards et al. (2008) berdasarkan penelitian DNA menantang teori konvensional saat ini bahwa penduduk Asia Tenggara saat ini (Filipina, Indonesia, dan Malaysia) datang dari Taiwan 4000 (Neolithikum) tahun yang lalu.
Tim peneliti menunjukkan justru yang terjadi adalah sebaliknya dan lebih awal, bahwa penduduk Taiwan berasal dari penduduk Sundaland yang bermigrasi akibat Banjir Besar di Sundaland.
Pemecahan garis-garis mitochondrial DNA (yang diwarisi para perempuan) telah berevolusi cukup lama di Asia Tenggara sejak manusia modern pertama kali datang ke wilayah ini sekitar 50.000 tahun yang lalu.
Ciri garis-garis DNA menunjukkan penyebaran populasi pada saat yang bersamaan dengan naiknya muka laut di wilayah ini dan juga menunjukkan migrasi ke Taiwan, ke timur ke New Guinea dan Pasifik, dan ke barat ke daratan utama Asia Tenggara – dalam 10.000 tahun.
Sementara itu Soares et al. (2008) menunjukkan bahwa haplogroup E, suatu komponen penting dalam keanekaragaman mtDNA (DNA mitokondria), berevolusi selama 35.000 tahun terakhir, dan secara dramatik tiba-tiba menyebar ke seluruh pulau-pulau Asia Tenggara pada periode sekitar awal Holosen, pada saat yang bersamaan dengan tenggelamnya Sundaland menjadi laut-laut Jawa, Malaka, dan sekitarnya.
Lalu komponen ini mencapai Taiwan dan Oseania lebih baru, sekitar 8000 tahun yang lalu. Ini membuktikan bahwa global warming dan sea-level rises pada ujung Zaman Es 15.000–7.000 tahun yang lalu, sebagai penggerak utama human diversity di wilayah ini.
Oppenheimer dalam bukunya “Eden in the East” (1998) itu berhipotesis bahwa ada tiga periode banjir besar setelah Zaman Es yang memaksa para penghuni Sundaland mengungsi menggunakan kapal atau berjalan ke wilayah-wilayah yang tidak banjir.
Dengan menguji mitochondrial DNA dari orang-orang Asia Tenggara dan Pasifik, kita sekarang punya bukti kuat yang mendukung Teori Banjir. Itu juga mungkin sebabnya mengapa Asia Tenggara punya mitos yang paling kaya tentang Banjir Besar dibandingkan bangsa-bangsa lain.
Nah, begitulah, cukup seru mengikuti perdebatan yang meramu geologi, genetika, biologi molekuler, linguistik, dan mitologi ini. Pihak mana yang mau didukung atau disanggah ? Sebaiknya, masuklah lebih detail ke masalahnya agar argument kita kuat, begitulah menilai perdebatan. Dede Nurhidayat, dekolgenz90, http://thelapanbelazmei.blogspot.com
Oppenheimer adalah salah satu tokoh utama bidang ini, yang produktif menuliskan hasil-hasil risetnya. Saat ini, Oppenheimer yang semula seorang dokter anak dan pernah bertugas di Afrika, Malaysia, dan Papua New Guinea; adalah research associate di Institute of Human Sciences, Oxford University.
Salah satu bukunya yang terkenal “Out of Eden : the Peopling of the World” (2004). Ini adalah sebuah buku yang komprehensif tentang sejarah penghunian semua daratan di Bumi oleh manusia modern berdasarkan analisis DNA pada semua bangsa.
Oppenheimer memang pernah terlibat dalam suatu proyek raksasa untuk pemetaan genome manusia seluruh dunia. Dari situ ia mendapatkan data untuk menyusun bukunya. Melalui buku ini, kita bisa menebak dengan mudah bahwa Oppenheimer adalah seorang pembela pemikiran migrasi manusia : Out of Africa, dan menyerang Multiregional.
Namun kita tidak akan membahas buku tersebut, kita akan membahas tentang bukunya yang lain, yang menyulut perdebatan.
Tahun 1998, Oppenheimer menerbitkan buku yang menggoncang kalangan ilmuwan arkeologi dan paleoantropologi,”Eden in the East : The Drowned Continent of Southeast Asia”.
Buku ini penting bagi kita sebab Oppenheimer mendasarkan tesisnya yang kontroversial itu atas geologi Sundaland. Secara singkat, buku ini mengajukan tesis bahwa Sundaland adalah Taman Firdaus (Taman Eden), suatu kawasan berbudaya tinggi, tetapi kemudian tenggelam, lalu para penghuninya mengungsi ke mana-mana : Eurasia, Madagaskar, dan Oseania dan menurunkan ras-ras yang baru. Dari buku Oppenheimer inilah pernah muncul sinyalemen bahwa Sundaland adalah the Lost Atlantis – benua berkebudayaan maju yang tenggelam.
Tesis Oppenheimer (1998) jelas menjungkirbalikkan konsep selama ini bahwa orang-orang Indonesia penghuni Sundaland berasal dari daratan utama Asia, bukan sebaliknya. Apakah Oppenheimer benar? Penelitian dan perdebatan atas tesis Oppenheimer telah berjalan 10 tahun. Disini kita akan membahas beberapa perdebatan terbaru. Sebelumnya, sedikit tentang ringkasan tesis Oppenheimer (1998) itu.
Dalam “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia”, Oppenheimer berhipotesis bahwa bangsa-bangsa Eurasia punya nenek moyang dari Sundaland. Hipotesis ini ia bangun berdasarkan penelitian atas geologi, arkeologi, genetika, linguistk, dan folklore atau mitologi.
Berdasarkan geologi, Oppenheimer mencatat bahwa telah terjadi kenaikan muka laut dengan menyurutnya Zaman Es terakhir. Laut naik setinggi 500 kaki pada periode 14.000-7.000 tahun yang lalu dan telah menenggelamkan Sundaland.
Arkeologi membuktikan bahwa Sundaland mempunyai kebudayaan yang tinggi sebelum banjir terjadi. Kenaikan muka laut ini telah menyebabkan manusia penghuni Sundaland menyebar ke mana-mana mencari daerah yang tinggi. Terjadilah gelombang besar migrasi ke arah Eurasia.
Oppenheimer melacak jalur migrasi ini berdasarkan genetika, linguistik, dan folklore. Sampai sekarang orang-orang Eurasia punya mitos tentang Banjir Besar itu, menurut Oppenheimer itu diturunkan dari nenek moyangnya. Hipotesis Oppenheimer (1998) yang kita sebut ”Out of Sundaland” punya implikasi yang luas.
Bahkan ada yang menyebutkan bahwa Taman Firdaus (Eden) itu bukan di Timur Tengah, tetapi justru di Sundaland. Adam dan Hawa bukanlah ras Mesopotamia, tetapi ras Sunda!. Nah…implikasinya luas bukan?
Hipotesis Oppenheimer (1998) segera menyulut perdebatan baik di kalangan ahli genetika, linguistik, maupun mitologi. Kita akan meringkas beberapa perdebatan pro dan kontra yang terbaru (2007-2008). Di buku-bukunyanya yang terbaru (Out of Eden, 2004; dan Origins of the British, 2007), Oppenheimer tak menyebut sekali pun tesis Sundaland-nya itu.
Sanggahan terbaru datang dari bidang mitologi dalam sebuah Konferensi Internasional Association for Comparative Mythology yang berlangsung di Edinburgh 28-30 Agustus 2007.
Dalam pertemuan itu, Wim van Binsbergen, seorang ahli mitologi dari Belanda, mengajukan sebuah makalah berjudul :
”A new Paradise myth? An Assessment of Stephen Oppenheimer’s Thesis of the South East Asian Origin of West Asian Core Myths, Including Most of the Mythological Contents of Genesis 1-11”.
Makalah ini mengajukan keberatan-keberatan atas tesis Oppenheimer bahwa orang-orang Sundaland sebagai nenek moyang orang-orang Asia Barat. Binsbergen (2007) menganalisis argumennya berdasarkan complementary archaeological, linguistic, genetic, ethnographic, dan comparative mythological perspectives.
Menurut Binsbergen (2007), Oppenheimer terutama mendasarkan skenario Sundaland-nya berdasarkan mitologi. Pusat mitologi Asia Barat (Taman Firdaus, Adam dan Hawa, kejatuhan manusia dalam dosa, Kain dan Habil, Banjir Besar, Menara Babel) dihipotesiskan Oppenheimer sebagai prototip mitologi Asia Tenggara/Oseania, khususnya Sundaland.
Meskipun Oppenheimer telah menerima tanggapan positif dari para ahli arkeologi yang punya spesialisasi Asia Tenggara, Oppenheimer tak punya bukti kuat atau penelitian detail untuk arkeologi trans-kontinental dari Sundaland ke Eurasia.
Binsbergen (2007) menantang hipotesis Oppenheimer atas argument detailnya menggunakan comparative mythology. Berikut adalah beberapa keberatan atas hipotesis tersebut :
(1) Keberatan metodologi (bagaimana mitos di Sundaland/Oseania yang umurnya hanya abad ke-19 AD dapat menjadi nenek moyang mitos di Asia Barat yang umurnya 3000 tahun BC?)
(2) Kesulitan teoretis akan terjadi membandingkan dengan yakin mitos yang umurnya terpisah ribuan tahun dan jaraknya lintas-benua, juga yang sebenarnya isi detailnya berbeda
(3) Pandangan monosentrik (misal dari Sundaland) saja sudah tak sesuai dengan sejarah kebudayaan manusia yang secara anatomi modern (lebih muda daripada Paleolitikum bagian atas)
(4) Oppenheimer tak memasukkan unsur katastrofi alam yang bisa mengubah jalur migrasi manusia
(5) Mitos bahwa Banjir Besar menutupi seluruh dunia harus ditafsirkan atas pandangan dunia saat itu, bukan pandangan dunia seperti sekarang.
Dalam pertemuan comparative mythology sebelumnya (Kyoto, 2005, Beijing 2006), Binsbergen mengajukan pandangan yang lebih luas dan koheren tentang sejarah panjang Old World mythology yang mengalami transmisi yang komplek dan multisentrik, tak rigid monosentrik seperti hipotesis Oppenheimer (1998). Winsbergen juga mendukung tesisnya itu berdasarkan genetika molekuler menggunakan mitochondrial DNA type B.
Itulah sanggahan terbaru atas tesis Oppenheimer (1998). Dukungan terbaru untuk hipotesis Oppenheimer (1998), baru-baru ini datang dari sekelompok peneliti arkeogenetika yang sebagian merupakan rekan sejawat Oppenheimer.
Kelompok peneliti dari University of Oxford dan University of Leeds ini mengumumkan hasil peneltiannya dalam jurnal “Molecular Biology and Evolution” edisi Maret dan Mei 2008 dalam makalah berjudul:
“Climate Change and Postglacial Human Dispersals in Southeast Asia”
(Soares et al., 2008)
dan
“New DNA Evidence Overturns Population Migration Theory in Island Southeast Asia” (Richards et al., 2008).
Richards et al. (2008) berdasarkan penelitian DNA menantang teori konvensional saat ini bahwa penduduk Asia Tenggara saat ini (Filipina, Indonesia, dan Malaysia) datang dari Taiwan 4000 (Neolithikum) tahun yang lalu.
Tim peneliti menunjukkan justru yang terjadi adalah sebaliknya dan lebih awal, bahwa penduduk Taiwan berasal dari penduduk Sundaland yang bermigrasi akibat Banjir Besar di Sundaland.
Pemecahan garis-garis mitochondrial DNA (yang diwarisi para perempuan) telah berevolusi cukup lama di Asia Tenggara sejak manusia modern pertama kali datang ke wilayah ini sekitar 50.000 tahun yang lalu.
Ciri garis-garis DNA menunjukkan penyebaran populasi pada saat yang bersamaan dengan naiknya muka laut di wilayah ini dan juga menunjukkan migrasi ke Taiwan, ke timur ke New Guinea dan Pasifik, dan ke barat ke daratan utama Asia Tenggara – dalam 10.000 tahun.
Sementara itu Soares et al. (2008) menunjukkan bahwa haplogroup E, suatu komponen penting dalam keanekaragaman mtDNA (DNA mitokondria), berevolusi selama 35.000 tahun terakhir, dan secara dramatik tiba-tiba menyebar ke seluruh pulau-pulau Asia Tenggara pada periode sekitar awal Holosen, pada saat yang bersamaan dengan tenggelamnya Sundaland menjadi laut-laut Jawa, Malaka, dan sekitarnya.
Lalu komponen ini mencapai Taiwan dan Oseania lebih baru, sekitar 8000 tahun yang lalu. Ini membuktikan bahwa global warming dan sea-level rises pada ujung Zaman Es 15.000–7.000 tahun yang lalu, sebagai penggerak utama human diversity di wilayah ini.
Oppenheimer dalam bukunya “Eden in the East” (1998) itu berhipotesis bahwa ada tiga periode banjir besar setelah Zaman Es yang memaksa para penghuni Sundaland mengungsi menggunakan kapal atau berjalan ke wilayah-wilayah yang tidak banjir.
Dengan menguji mitochondrial DNA dari orang-orang Asia Tenggara dan Pasifik, kita sekarang punya bukti kuat yang mendukung Teori Banjir. Itu juga mungkin sebabnya mengapa Asia Tenggara punya mitos yang paling kaya tentang Banjir Besar dibandingkan bangsa-bangsa lain.
Nah, begitulah, cukup seru mengikuti perdebatan yang meramu geologi, genetika, biologi molekuler, linguistik, dan mitologi ini. Pihak mana yang mau didukung atau disanggah ? Sebaiknya, masuklah lebih detail ke masalahnya agar argument kita kuat, begitulah menilai perdebatan. Dede Nurhidayat, dekolgenz90, http://thelapanbelazmei.blogspot.com
Ilmuwan Ciptakan Koran yang Bisa Dimakan
Dede Nurhidayat, dekolgenz90, http://thelapanbelazmei.blogspot.com Begitu isinya dibaca habis, biasanya koran langsung ditumpuk dan kalau sudah banyak dijual kiloan. Namun, ide awak redaksi Metro, sebuah koran yang terbit di Inggris, dan sejumlah ahli makanan benar-benar melompat keluar dari pakem itu.
Mungkin terinspirasi Willy Wonka, tokoh dalam film Chocolate Factory, yang membuat segala sesuatu di sekitar kita bisa dimakan, mereka menciptakan bentuk koran Metro yang bisa dimakan.
Seperti dilansir situs Metro.co.uk, kerja sama itu menghasilkan koran yang bisa dimakan. Jadi begitu selesai dibaca, koran tak perlu dibuang, tetapi langsung dimakan saja.
Heston Blumenthal, si ilmuwan kuliner, punya peran besar dalam mewujudkan ide unik ini. "Koran yang bisa dimakan ini sedikit banyak merupakan obsesi saya," katanya.
Soal rasa bagaimana? Para relawan sudah mencabik-cabik koran itu dengan gigi mereka dan menelannya. Mereka pun menganggukkan kepala dan menilai koran itu lezat.
Tentu saja produksi koran itu tidak hanya membutuhkan editing yang ketat, tetapi pengolahan adonan yang cermat pula. Adonan itu sendiri terdiri atas tepung maizena, minyak sayur, permen arab, air dan asam sitrat yang dimasak hingga menjadi pasta liat dan dibentuk menjadi lembaran.
Pasta itu kemudian ditaburkan ke lembaran tipis itu melalui kasa sutra yang diatur sedemikian rupa menjadi headline, foto dan artikel.
Proses pembuatan dan pencetakan koran lezat ini membutuhkan beberapa jam. Untuk mengeringkannya butuh waktu sedikit lama. Untuk polesan terakhir, koran itu diberi aroma vanila yang baunya lembut.
Charles Bouquet, dari Edible Paper Company, mengatakan proyek itu akan mendorong kebiasaan daur ulang dalam masyarakat. "Kami berharap ini memberikan tambahan aroma pada berita dan menyajikan menu isu-isu terkini yang lebih berwarna."
Mungkin terinspirasi Willy Wonka, tokoh dalam film Chocolate Factory, yang membuat segala sesuatu di sekitar kita bisa dimakan, mereka menciptakan bentuk koran Metro yang bisa dimakan.
Seperti dilansir situs Metro.co.uk, kerja sama itu menghasilkan koran yang bisa dimakan. Jadi begitu selesai dibaca, koran tak perlu dibuang, tetapi langsung dimakan saja.
Heston Blumenthal, si ilmuwan kuliner, punya peran besar dalam mewujudkan ide unik ini. "Koran yang bisa dimakan ini sedikit banyak merupakan obsesi saya," katanya.
Soal rasa bagaimana? Para relawan sudah mencabik-cabik koran itu dengan gigi mereka dan menelannya. Mereka pun menganggukkan kepala dan menilai koran itu lezat.
Tentu saja produksi koran itu tidak hanya membutuhkan editing yang ketat, tetapi pengolahan adonan yang cermat pula. Adonan itu sendiri terdiri atas tepung maizena, minyak sayur, permen arab, air dan asam sitrat yang dimasak hingga menjadi pasta liat dan dibentuk menjadi lembaran.
Pasta itu kemudian ditaburkan ke lembaran tipis itu melalui kasa sutra yang diatur sedemikian rupa menjadi headline, foto dan artikel.
Proses pembuatan dan pencetakan koran lezat ini membutuhkan beberapa jam. Untuk mengeringkannya butuh waktu sedikit lama. Untuk polesan terakhir, koran itu diberi aroma vanila yang baunya lembut.
Charles Bouquet, dari Edible Paper Company, mengatakan proyek itu akan mendorong kebiasaan daur ulang dalam masyarakat. "Kami berharap ini memberikan tambahan aroma pada berita dan menyajikan menu isu-isu terkini yang lebih berwarna."
Sabtu, 05 Januari 2013
Jadwal Persib Bandung LSI 2013
Match | Score |
---|---|
13 January 2013 3:30 pm 15:30 Siliwangi Persib – Persipura | -:- |
17 January 2013 3:30 pm 15:30 Siliwangi Persib – Persiwa | -:- |
31 January 2013 3:30 pm 15:30 Persiram – Persib | -:- |
4 February 2013 3:30 pm 15:30 Mandala Persidafon – Persib | -:- |
9 February 2013 3:30 pm 15:30 Siliwangi Persib – Persiba | -:- |
13 February 2013 3:30 pm 15:30 Siliwangi Persib – PS Barito Putera | -:- |
13 February 2013 3:30 pm 15:30 Pelita BR – Persib | -:- |
17 February 2013 3:30 pm 15:30 Segiri Persisam – Persib | -:- |
21 February 2013 3:30 pm 15:30 Mitra Kukar – Persib | -:- |
27 February 2013 3:30 pm 15:30 Siliwangi Persib – PSPS Pekanbaru | -:- |
3 March 2013 3:30 pm 15:30 Siliwangi Persib – Persija | -:- |
9 March 2013 3:30 pm 15:30 Gelora Jakabaring Sriwijaya FC – Persib | -:- |
16 March 2013 3:30 pm 15:30 Siliwangi Persib – Arema | -:- |
23 March 2013 3:30 pm 15:30 Siliwangi Persib – Gresik United | -:- |
28 March 2013 3:30 pm 15:30 Siliwangi Persib – Persita | -:- |
14 April 2013 3:00 pm 15:00 SUrajaya Persela – Persib | -:- |
21 April 2013 3:30 pm 15:30 Persepam – Persib | -:- |
Langganan:
Postingan (Atom)