TUGAS
TENIS LAPANGAN
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Didaktik Metodik Permainan
Disusun
oleh :
Dede Nurhidayat
Kelas
II B
PRODI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
GALUH CIAMIS
2011
TENIS LAPANGAN
Tenis adalah sebuah permainan olahraga yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan di sebuah
lapangan yang dibagi menjadi dua oleh sebuah jaring.
Sejarah tenis
Tenis ternyata merupakan olahraga
yang sudah sangat tua. Terekam pada pahatan yang dibuat sekitar 1500 tahun
sebelum masehi di dinding sebuah kuil di mesir yang menunjukan representasi
dari permainan bola tenis dan dimainkan pada saat upacara keagamaan. Permainan
ini kemudian meluas ke seluruh daratan eropa pada abad ke-8.
Pada awal perkembangannya tenis
dimainkan dengan memakai tangan atau sebuah tongkat yang dipukulkan bergantian
menggunakan sebuah bola dari kayu yang padat. Permainan ini kemudian berkembang
lagi menjadi permainan bola dengan dipukulkan melintasi sebuah dinding
penghalang. Karena pada saat itu dirasakan bahwa kontrol bola lebih terasa
menggunakan tangan, maka media yang berkembang pada waktu itu adalah dengan
menggunakan sarung tangan kulit yang kemudian berevolusi kembali dengan
menambahkan gagang. Inilah cikal bakal lahirnya sebuah raket tenis. Bola pun
berevolusi dari sebuah bola kayu padat menjadi bola dari kulit yang diisi oleh
dedak kulit padi.
Olahraga ini sangat berkembang di
Perancis waktu itu. Pada abad 16-18 telah mulai banyak digandrungi terutama
oleh kalangan Raja-raja dan para bangsawan dengan nama ‘Jeu de Palme’ atau olah
raga kepalan tangan. Kata Tenis sendiri dipercaya berasal dari pemain Perancis
yang sering menyebut kata ‘Tenez’ yang artinya “Main!” pada saat akan memulai
permainan dan hingga sekarang kata tersebut dipakai sebagai nama olahraga ini.
Tenis kemudian berkembang hingga dataran Inggris dan juga menyebar ke Spanyol,
Itali, Belanda, Swiss dan Jerman. Namun tenis mengalami kemunduran saat terjadinya
revolusi Perancis dan berkuasanya Napoleon Bonaparte di Eropa.
Pada abad 19 barulah tenis
dimunculkan kembali oleh para bangsawan Inggris dengan membangun
fasilitas-fasilitas country club atau lapangan tenis di rumahnya yang besar.
Karena pada waktu itu tenis populer dimainkan di halaman rumput, maka terkenal
dengan sebutan ‘Lawn Tennis’ atau tenis lapangan rumput. Pada masa ini juga
mulai muncul bola dari karet vulkanisir yang pada waktu itu dianggap dapat
mengurangi rusaknya rumput di lapangan tanpa mengurangi elastisitas dari bola
itu sendiri.
Sebutan Lawn Tennis berasal dari
seorang Inggris bernama Arthur Balfour. Sejak ditemukannya lawn tennis, orang
mulai bereksperimen dengan memainkannya di permukaan lain seperti clay court
(tanah liat) dan hard court (semen). Menggeliatnya permainan tenis ternyata
mampu menggeser permainan Croquet sebagai olahraga musim panas. Puncaknya
terjadi pada tahun 1869 ketika salah satu klub croquet ternama di Inggris, All
England Croquet Club, tidak berhasil menarik banyak peminat dan mencoba untuk
memasukan tenis sebagai olahraga lainnya. Hasilnya klub ini sangat sukses
menarik peminat terutama pada permainan Tenis tersebut hingga pada tahun 1877
mengganti namanya menjadi ‘All Engand Croquet and Lawn Tennis Club’. Sejarah ini
berlanjut ketika lokasi klub yang bertempat di Wimbledon terjadi kenaikan sewa
tanah yang memaksa klub untuk mendapatkan dana lebih dari biasanya. Oleh karena
itu klub mengadakan turnamen tenis pertama di Wimbledon dengan membentuk sebuah
panitia untuk mengadakan pertandingan dan membuat peraturan yang baku dalam
permainan ini. Turnamen tersebut diikuti oleh 20 peserta dengan penonton
sekitar 200 orang dan ini merupakan cikal bakal turnamen Wimbledon yang
merupakan salah satu turnamen grand slam tenis bergengsi di dunia.
Terdapat berbagai jenis permainan
yang menggunakan raket yang dimainkan dewasa ini dan tenis merupakan salah satu
permainan yang paling disukai. Menurut beberapa catatan sejarah, permainan
menggunakan bola dan raket sudah dimainkan sejak sebelum Masehi, yaitu di Mesir dan Yunani. Pada abad ke-11 sejenis permainan yang disebut jeu
de paume, yang menyerupai permainan tenis kini, telah dimainkan untuk
pertama kali di sebuah kawasan di Perancis. Bola yang digunakan dibalut dengan
benang berbulu sedangkan pemukulnya hanyalah tangan. Permainan ini kemudian diperkenalkan
ke Italia dan Inggris pada abad ke-13 dan mendapat sambutan hangat dalam
waktu yang singkat. Banyak peminatnya ternyata di antara rakyat setempat
terhadap permainan ini. Sejak itu perkembangan tenis terus meningkat ke
negara-negara Eropa yang lain.
Raket bersenar diperkenalkan pertama
kali pada abad ke-15 oleh Antonio da Scalo, seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan
umum bagi semua permainan yang menggunakan bola, termasuk tenis. Majalah
Inggris "Sporting Magazine" menamakan permainan ini sebagai 'tenis
lapangan' (lawn tennis). Dalam buku "Book of Games And
Sports", yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut sebagai "tenis
panjang". Tenis pada mulanya merupakan permainan masyarakat kelas atas.
Tenis lapangan rumput yang terkenal di zaman Ratu Victoria lalu ditiru oleh golongan menengah,
yang menjadikannya sebagai permainan biasa.
Klub tenis pertama yang didirikan
adalah Leamington di Perancis oleh J.B. Perera, Harry Gem, Dr.
Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada masa itu, tenis disebut
sebagai pelota atau lawn rackets. Dalam tahun 1874 permainan tenis telah pertama kali
dimainkan di Amerika Serikat oleh Dr. James Dwight dan F.R.
Sears. Sementara itu, All England Croquet Club pun telah didirikan pada
tahun 1868. Dua tahun setelah itu dibukalah
kantornya di Jalan Worple, Wimbledon. Pada tahun 1875, klub ini juga bersedia
memperuntukkan sebagian dari lahannya untuk permainan tenis dan badminton. Sehubungan dengan itu, peraturan
permainan tenis lapangan rumput ditulis. Amerika Serikat mendirikan klub tenis
yang pertama di Staten Island. Bermula dari situlah, permainan tenis di Amerika
Serikat berkembang dengan pesat sekali. Dari sana lahir banyak pemain tenis
tangguh yang menguasai percaturan tenis tingkat dunia. Kejuaraan tenis pertama bermula
tahun 1877.
Lapangan
tenis
Lapangan tenis dibagi dua oleh
sebuah jaring yang di tengah-tengahnya tingginya persis 91.4 cm dan di
pinggirnya 107 cm. Setiap paruh lapangan permainan dibagi menjadi tiga segi:
sebuah segi belakang dan dua segi depan (untuk service). Lapangan dan beberapa seginya
dipisahkan dengan gatis-garis putih yang merupakan bagian dari lapangan tempat
bermain tenis. Sebuah bola yang dipukul di luar lapangan (meski tidak menyentuh
garis) dikatakan telah keluar dan memberi lawan sebuah nilai.
Teknik bermain
- Forehand: sebuah pukulan di mana telapak tangan yang memegang raket dihadapkan ke depan.
- Backhand: sebuah pukulan di mana punggung tangan yang memegang
raket dihadapkan ke depan.
- Groundstroke: sebuah pukulan forehand atau backhand yang dilakukan
setelah bola memantul sekali di lapanganmu.
- Slice: pukulan forehand atau backhand dimana kepala reket
dimiringkan sedikit dan dipukul dengan cara mengayunkan reket dari atas ke
bawah.
- Spin: pukulan forehand atau
backhand dimana reket dimiringkan sedikit atau banyak dimana jika mengenai
bola akan mengalami perubahan arah (berputar).
- Dropshot: sebuah pukulan yang mengenai
net lalu jatuh di daerah lawan.
- Smash: sebuah pukulan keras yang menghantam
sebuah bola tanpa menyentuh tanah di atas kepala dan diarahkan ke lapangan
sang lawan.
- Lob: sebuah pukulan dimana bola
dipukul tinggi ke jurusan sebelah belakang lawan.
- Passing
shot:
sebuah pukulan dimana bola melalui (bukan melintas di atas) musuh yang
berada di dekat net (lihat lob).
- Volley: pukulan forehand atau
backhand sebelum bola memantul di lapanganmu.
Contoh
pukulan forehand oleh Federer.
Contoh
pukulan backhand oleh Agassi.
Turnamen tenis
Ada beberapa turnamen tenis yang terkenal:
- Piala Davis
- Wimbledon (atau All-England)
- Perancis
Terbuka (atau Roland Garros)
- AS Terbuka
- Australia
Terbuka
Artikel bertopik olahraga ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
Menurut jenis material yang dipakai untuk membuat lapangan, maka
lapangan tenis secara garis besar dibagi menjadi 4, yaitu:
1.
Grass Court (lapangan rumput)
2. Hard
Court (lapangan semen)
3. Clay
court (lapangan tanah liat)
4.
Indoor
Dari uraian di atas, karakteristik lapangan tenis menurut laju
bolanya kira-kira ada 2, yaitu: cepat dan sedang-lambat. Permainan yang
dimainkan di lapangan cepat (grass court dan hard court) dimana bola meluncur
dan efek pantulan sedikit terjadi sangat cocok bagi pemain yang memiliki servis
yang keras, pukulan yang flat (mendatar dan tidak memantul) serta pemain
volleyer. Contoh nyata pemain pro yang merajai di lapangan cepat umumnya
memiliki tipe service-volley, seperti John McEnroe, Borris Becker, Pete Sampras
dan All Around player seperti Roger Federer. Sedangkan untuk lapangan sedang-lambat
(hard court dan clay) pemain yang memiliki permainan baseliner, biasa dengan
rally-rally panjang dan pukulan-pukulan topspin yang melenting akan diuntungkan
di lapangan ini. Contoh pemain pro yang merajai di lapangan sedang-lambat
adalah Andre Agassi, Sergi Bruguera atau raja clay saat ini yaitu Rafael Nadal.
Jadi tipe permainan pun mau tidak mau tergantung dari lapangannya
juga. Pemain yang biasa di lapangan lambat akan tidak efektif bila
mengaplikasikan pukulan-pukulan topspin-nya di lapangan cepat terutama rumput
dan sebaliknya pun begitu. Bahkan Federer pun hingga sekarang masih belum bisa
merebut Grand Slam di lapangan clay (French Open) yang saat ini dikuasai Rafael
Nadal, begitupun sebaliknya.
Grip (Pegangan Raket)
Saya memilih untuk membahas ini karena seringkali pemain yang baru
atau belum pernah sama sekali bermain tenis terjebak pada kesalahan dasar dalam
memegang raket. Saya melihat hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh
kebanyakan orang Indonesia yang jauh mengenal bulutangkis sebagai olahraga
paling populer dimainkan di Indonesia, sehingga seringkali mengadopsi gaya
pegangan raket bulutangkis. Pegangan raket bulutangkis cenderung berada di
tengah gagang, sedangkan tenis cenderung berada di ujung dari gagang raket.
Contohnya bisa dilihat pada gambar berikut:
Menurut saya perbedaan ini dapat dimengerti dari kinetik ayunan
dalam memukul bola atau kok dalam bulutangkis. Tenis cenderung menggunakan
ayunan tangan dan pergerakan badan serta putaran bahu untuk memukul bola,
sehingga raket dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dan merupakan satu
kesatuan dengan badan. Ketika pegangan raket berada di titik tengah, maka akan
merusak kestabilan raket dan keutuhan ayunan lengan itu sendiri. Lain halnya
dengan bulutangkis yang memiliki raket dengan berat yang lebih ringan dari
tenis. Bulutangkis lebih banyak menggunakan gerakan pergelangan tangan daripada
keseluruhan lengan hinga bahu itu sendiri, sehingga pegangan di tengah gagang
justru lebih memperkuat cengkeraman.
Berikut akan dijelaskan posisi pegangan tangan di gagang tenis
ditinjau dari posisi pegangan raket.
1. Forehand
Continental grip
Pemain pro modern yang tercatat masih menggunakan tipe ini
adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John McEnroe. Grip ini sangat baik
digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti rumput, dan digunakan oleh
pemain dengan tipe permainan ‘Service Volley’. Saat ini tidak banyak yang
menggunakan tipe continental sebagai pegangan forehand utamanya karena tempo
permainan yang semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin). Minus
grip ini adalah hanya bisa dipakai untuk pukulan mendatar (flat) dan mengiris
(slice), sedangkan untuk pukulan spin agak sulit. Pemain yang memakai grip ini
juga seringkali kesulitan menghadapi bola-bola top spin yang bersifat agak
melambung parabolik. Akan tetapi, grip continental merupakan grip standar untuk
melakukan service dan juga untuk pukulan volley serta overhead karena tangan
mantap mencengkeram gagang raket.
2. Forehand Eastern grip
Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik itu flat,
slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain yang sering
mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda dapat dengan mudah dan
cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan net. Namun minus pegangan
ini sekali lagi agak susah untuk menghadapi bola-bola topspin yang bersifat
parabolik.
Salah satu pemain pro yang merajai tenis di tahun 90′an, yaitu Pete
Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia merupakan tipikal
pemain Service Volley yang sangat nyaman memakai grip ini.
3. Forehand Semi-Western grip
Anda dapat
mencoba grip ini dengan menempatkan pangkal jari telunjuk anda di sudut 2
(untuk pemain tangan kanan) atau 3 (untuk pemain kidal). Atau bisa juga berawal
dari grip eastern kemudian tangan anda diputar searah jarum jam satu sudut ke
sudut 2 atau 3.
Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul spin dengan baik
sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih besar karena sifatnya yang
parabolik. Grip ini juga dapat dipakai untuk memukul flat tetapi tidak
direkomendasikan untuk memukul slice. Minus dari grip ini adalah sulit untuk
mengantisipasi bola-bola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice
terutama di lapangan cepat (grass atau hard court).
Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini adalah : Andre
Agassi, Roger Federer, Marat Safin.
4. Forehand Western grip
Saya sering menyebut grip ini sebagai ‘pegangan wajan’ karena cara
memegang raket ini seperti saat kita memegang gagang wajan atau panci
masakan. Caranya adalah anda menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi bawah dari
gagang raket. Atau anda dapat memulai dari posisi semi-western kemudian
bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang raket.
Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola
dengan top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat melambung
di atas net dan turun menurut garis parabolik yang ekstrim. Grip ini juga
sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi bola-bola tinggi yang biasanya
terjadi di lapangan tanah liat. Akan tetapi, minus dari grip jenis ini adalah
tidak bisa dipakai untuk melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat
sulit untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan cepat
seperti rumput (grass) atau semen (hard court). Pemain pro yang
mengadopsi jenis grip ini umumnya merupakan pemain spesialis tanah liat seperti
Rafael Nadal, Carlos Moya atau sebelumnya adalah Sergi Bruguera.
Pusat Baju Bola
BalasHapusPusat penjualan Baju Bola, kaos bola, jaket bola, syal bola
Pusat Penjualan Baju bola, Kaos
Bola, Jaket Bola, Syal Bola
http://www.pusatbajubola.com
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus