Halaman

Selasa, 23 Oktober 2012

Bulu Tangkis


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang atlit tentu harus selalu mempertahankan kinerja dan juga prestasinya. Hampir di semua cabang olahraga pasti akan melakukan hal yang sama, tidak peduli itu atlit bulu tangkis sepak bola, voli, basket, lari, renang, tinju maupun atletik. Mempertahankan suatu kemenangan tentu mutlak diperlukan untuk prestasi suatu atlit.
Para atlit selalu melakukan yang terbaik untuk prestasinya, dengan melakukan latihan-latihan fisik yang rutin setiap harinya. Latihan-latihan fisik seperti fitnes, latihan beban yang digunakan untuk melatih otot-otot atlit agar selalu bugar selalu dijalankannya. Latihan fisik yang tetap tentunya akan menghasilakn prestasi yang cemerlang pula. Atlit bulu tangkis biasanya melakukan latihan fisik untuk melatih otot-otot tangannya agar selalu kuat ketikan melakukan pukulan ataupun melakukan smash.
Atlit bulu tangkis yang baru merintis karir maupun yang sudah tersohor selalu memperhatikan kekuatan maupun ketangkasannya dengan melakukan latihan fisik. Namun tidak sedikit pula dari para atlit yang mengalami banyak permasalahan dalam dirinya yang disebabkan karena kesalahannya dalam melakukan latihan fisik. Permasalahn tersebut jika tidak segera ditangani maka akan dihkawatirkan berdampak sangat fatal pada atlit tersebut.
Atlit bulu tangkis yang terlalu memforsir tubuhnya untuk melakukan latihan fisik secara terus menerus terkadang lupa akan asupan gizi yang sudah dikonsumsinya. Tidak jarang pula atlit yang terlalu payah dan gizi yang dikonsumsinya tidak seimbang dengan latihan fisik yang aia lakukan. Sehingga pada saat bertanding, atlit akan merasa cepat lelah atau kekuatannya akan cepat melemah. Dengan kondisi atlit yang demikian, maka akan membuka peluang bagi lawan untuk mengalahkan kita dalam pertandingan. Untuk itu perlunya gizi yang cukup dan seimbang akan sangat membantu atlit bulu tangkis dalam memenangkan pertandingan dan mengukir prestasi.
Hal yang satu ini mungkin sangat akrab di telinga kita, namun kita jarang mau peduli dengannya, yang penting atlit bulu tangkis punya tenaga dan meraih kemenangan. Penggunaan doping atau suplemen penambah energi yang berlebihan sering dijumpai pada atlit-atlit bulu tangkis. Penggunaan doping ini memang dapat menambag energi dengan cepat, namun efek yang diakibatkan juga tidak kalah besarnya. Atlit bulu tangkis dapat memperoleh kemenangan di lapangan namun ia akan memperoleh kekalahan di dalam tubuhnya apabila terus menerus menggunakan doping pada tubuhnya.
Latihan fisik yang tepat atau latihan beban yang disesuaikan dengan kekuatan tubuh akan sangat membantu atlit bulu tangkis dalam melatih kekuatan otot-ototnya. Meskipun permasalahan-permasalahan pada atlit bulu tangkis dalam melakukan latihan fisik cukup banyak, namun dengan adanya cara penangan yang tepat, diharapkan akibat yang ditimbulkannya dapat dipersempit kadarnya. Dari berbagai latar belakang di atas maka penelitian ini berjudul Permasalahan Atlit Bulu Tangkis Pada Latihan Fisik Beserta Penanganannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah permasalahan atlit pada saat latihan fisik?
2. Apakah penyebab masalah gizi pada atlit?
3. Bagimanakah cara menangani masalah gizi pada atlit?
4. Bagaimanakah penggunaan doping pada atlit saat latihan fisik?
5. Bagaimanakah cara mengatasi penggunaan doping pada atlit?
6. Bagaimanakah cara atlit melakukan latihan fisik yang tepat dan tidak membahayakan tubuhnya?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui permasalahan atlit pada saat latihan fisik.
2. Untuk mengetahui penyebab masalah gizi pada atlit.
3. Untuk mengetahui cara menangani masalah gizi pada atlit.
4. Untuk mengetahui penggunaan doping pada atlit saat latihan fisik.
5. Untuk mengetahui cara mengatasi penggunaan doping pada atlit.
6. Untuk mengetahui cara atlit melakukan latihan fisik yang tepat dan tidak membahayakan tubuhnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Permasalahan Atlit Bulu Tangkis Latihan Fisik
Setiap orang tahu bahwa latihan fisik dalam olahraga bulu tangkis memiliki banyak manfaat, antara lain meningkatkan kebugaran dan daya tahan otot sehingga stamina bisa meningkat, menurunkan resiko penyakit jantung, menurunkan tekanan darah serta kadar kolesterol, membantu mengatur berat badan, meningkatkan kepercayaan diri atlit ketika bertanding. Namun bagaimana jadinya jika latihan fisik yang dilakukan atlit mengalami permasalahan.
Latihan fisik tidak selalu berjalan lurus, ada saja atlit bulu tangkis yang melakukan cara instan untuk memperoleh kemenangan tanpa melakukan latihan fisik seperti fitnes, angkat beban atau yang lain. Permasalahan yang sering timbul pada latihan fisik atlit bulu tangkis adalah permasalahan gizi atlit yang tidak mencukupi dan pemakaian doping pada atlit bulu tangkis. Permasalahan pada atlit tersebut apabila tidak segera ditangani maka akan menimbulkan akibat yang signifikan pada atlit. Untuk itu penanganan dari permasalahan pada latihan fisik atlit bulu tangkis sangatlah perlu diterapkan.
B. Masalah Gizi pada Atlit Bulu Tangkis
Pada olahraga bulu tangkis, lemak adalah sumber kalori utama. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa cadangan karbohidrat tubuh harus tersisa walaupun sedkit karena bila karbohidrat habis dapat menyebabkan asidosis berat dengan komplikasi berupa collaps.
Asam laktat yang terjadi di otot akan dibawa ke dalam sirkulasi darah dan kemudian dibawa ke hati untuk diubah kembali menjadi ke otot untuk diubah kembali menjadi glukosa. Glukosa ini akan dibawa kembali ke otot untuk dipecah dengan menghasilkan energi. Proses ini dikenal dengan Siklus Cori.
Apabila sirkulasi darah pada otot baik (dapat ditingkatkan dengan latihan fisik yang teratur), maka siklus Cori merupakan sumber energi yang berarti. Siklus Cori sangat berperan pada olahraga bulu tangkis. Kemampuan melaksanakan siklus Cori sangat bergantung kepada kemampuan sistem kardiovaskuler tubuh.
Penyebab masalah gizi pada atlit bulu tangkis
Penyebab masalah gizi pada atlit bulu tangkis antara lain:
1. Kehabisan tenaga (energi) pada saat pertandingan.
Contoh : atlit bulu tangkis profesional kehabisan tenaga pada detik-detik terakhir pertenadingan, meskipun pada set sebelumnya ia telah unggul.
2. Kekuatan tenaga otot tidak mencapai kekuatan optimal.
Contoh : kekuatan pukulan seorang atlit bulu tangkis tidak optimal karena sumber energi tubuh telah hilang dalam proses penurunan berat badan (yang kurang benar) pada saat sehari sebelum bertanding.
3. Terjadinya collaps atau asidosis.
Contoh : seorang atlit bulu tangkis mengalami collaps karena persiapan gizi sebelum bertanding tidak benar.
4. Tertimbunnya zat-zat metabollic intermediate yang tidak diinginkan.
Contoh : pegal-pegal/sakit pada otot atlit bulu tangkis karena penimbunan asam laktat, asam urat, dan lain-lain.
Penanganan gizi olahraga
Penanganan aspek gizi pada olahraga bulu tangkis perlu diperbaiki, tidak hanya mengenai jumlah serta cukup tidaknya makanan yang masuk ke sistem tubuh, tetapi juga pengawasan utilisasi zat-zat gizi di dalam tubuh, khususnya yang menyangkut transfer energi di dalam jaringan. Masalah asupan zat gizi sebenarnya hanyalah sebagian kecil dari masalah yang harus diperhatikan, intinya justru pada pencegahan kesalahan utilisasi zat-zat gizi di dalam tubuh.
C. Penggunaan Doping pada Atlit Bulu Tangkis
Bab I Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional mengenai Ketentuan Umum menjelaskan, doping adalah penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Penggunaan zat-zat yang terlarang tersebut seperti yang terdapat dalam Daftar Terlarang (Prohibited List). Jenis zat-zat tersebut jumlahnya banyak dan kemungkinan terus berkembang jumlahnya, namun dapat dikategori menjadi: (1) anabolic agent, (2) hormon dan zat terkait, (3) Beta-2 agonist, (4) antagonis dan modulator hormon, (5) diuretik dan masking agent lainnya.
Pengertian dari penggunaan metode terlarang adalah dengan cara: (1) meningkatkan transfer oksigen, misalnya lewat doping darah atau metode apa pun untuk meningkatkan transfer oksigen ke jaringan tubuh, (2) manipulasi kimiawi dan fisik, misalnya merusak atau mengubah integritas dan validitas sampel yang dikumpulkan atau infus intravena, (3) doping gen dengan cara memanipulasi gen dalam bentuk apa pun untuk meningkatkan atau menurunkan faktor fisiologis, misalnya mengubah kontrol produksi hormonal dari zat-zat normal dalam tubuh dengan hormon pertumbuhan (erythropoietin).
Penggunaan doping tersebut sangat sering terjadi pada atlit olah raga terutama atlit buku tangkis yang memerlukan energi ekstra dan strategi untuk melakukan pertandingan. Pemaikain doping ini dimulai pada saat latihan fisik agar kuat dan khususnya ketika pertandingan tiba.
Penanganan
Peraturan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor: PER 1963/MENPORA/IX/2005 yang memperbarui surat keputusan sebelumnya memperkuat keberadaan LADI. Pemerintah Indonesia mendukung secara serius upaya perang melawan doping dengan dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 85, yaitu (1) Doping dilarang dalam semua kegiatan olahraga, (2) Setiap induk organisasi cabang olahraga dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat peraturan doping dan disertai sanksi, (3) Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah.
Sebagai pengoperasian Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional tersebut, Pemerintah Indonesia telah mengundangkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 yang antara lain berisi memberikan dasar dan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan LADI untuk perang melawan doping dalam olahraga.
Untuk menunjukkan konsistensi dan komitmen kuat Indonesia dalam perang melawan doping kepada dunia internasional, Pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi terhadap konvensi internasional antidoping dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 101 Tahun 2007 tentang pengakuan terhadap Konvensi Internasional tentang Antidoping dalam Olahraga. Pemerintah Indonesia telah mendepositokan instrumen ratifikasi tersebut kepada UNESCO di Paris pada 30 Januari 2008.
Penangan tersebut sudah sangat jelas dilakukan oleh pemerintah untuk melawan penggunaan doping yang dapat merusak tubuh. Dari atlit sendiri harus ada kesadaran bahawa penggunaan doping sangat membahayakan tubuh. Sehingga dengan adanya penanganan tersebut, diharapkan akan memperkecil jumlah atlit yang memakai doping.
D. Latihan Fisik yang Tepat untuk Atlit Bulu Tangkis
Prinsip dasar dari latihan fisik adalah perkembangan otot didapatkan melalui rangsangan beban yang berlebih, kontraksikan kelompok otot tertentu melawan beban yang diangkat. Cara otot dapat berkembang adalah melalui tekanan beban dalam waktu tertentu, “pemulihan” setelah latihan dibantu dengan protein tambahan. Setelah periode waktu tertentu, kekuatan kelompok otot yang mendapatkan tekanan beban tersebut akan meningkat membuat otot semakin berkembang sehingga kekuatan pada saat melakukan pukulan pada permainan bulu tangkis dapat dilakukan dengan baik.
Latihan fisik dapat dilakukan dengan melakukan angkat beban. Beban bebas adalah Barbell dan Dumbbell, biasanya digunakan berpasangan. Keunggulan menggunakan beban bebas ini adalah bisa melakukan gerakan ke mana saja sehingga menghasilkan beragam variasi rutinitas latihan; selain itu alat ini relatif murah harganya. Kelemahan beban bebas ini adalah tidak memberikan isolasi pada latihan kita sebagus mesin dan stress yang diberikan ke otot kita tidak seragam kiri dan kanan. Sedangkan alat latihan berupa mesin dapat mengisolasi kelompok otot kita lebih efisien dengan cara mempertahankan posisi tubuh dan mengarahkan gerakan beban sesuai arahnya. Dengan demikian, stress yang diterima otot akan semakin merata.
Ada 4 aspek dasar untuk bugar secara fisik, yaitu: ketahanan kardiovaskuler, kekuatan otot, daya tahan otot dan fleksibilitas. Masing-masing dapat diukur dengan latihan fissik yang rutin. Untuk benar-benar bugar dalam pertandingan, seorang atlit bulu tangkis perlu membangun 4 aspek dasar ini, tidak hanya 1 atau 2.
Dari 4 aspek tersebut yang terpenting adalah daya tahan kardiovaskuler. Secara fisiologis, daya tahan kardiovaskuler menjaga kemampuan jantung dan pembuluh darah untuk mengangkut oksigen menuju sel-sel tubuh; selain itu juga untuk membuang limbah dalam tubuh. Daya tahan kardiovaskuler dibangun melalui latihan fisik yang meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghantarkan lebih banyak oksigen menuju otot. Agar dapat melakukan ini, dibutuhkan latihan fisik yang menggunakan kelompok otot besar (seperti kaki) dan yang terpenting adalah berkesinambungan.
Dengan latihan fisik secara rutin dan tepat, jantung akan mampu memompa lebih banyak darah, dengan demikian mampu menghantar lebih banyak oksigen secara efisien. Sehingga kapasitas otot menampung oksigen akan meningkat, mampu memompa darah lebih banyak per detak, sehingga kerja jantung tidak terlalu berat. Jantung Anda juga mempunyai kemampuan untuk lebih cepat memulihkan diri dari stress akibat pertandingan yang sangat melelahkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan yang sering timbul pada latihan fisik atlit bulu tangkis adalah permasalahan gizi atlit yang tidak mencukupi dan pemakaian doping pada atlit bulu tangkis. Pada olahraga bulu tangkis, lemak adalah sumber kalori utama. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa cadangan karbohidrat tubuh harus tersisa walaupun sedkit karena bila karbohidrat habis dapat menyebabkan asidosis berat dengan komplikasi berupa collaps. Penyebab masalah gizi pada atlit bulu tangkis antara lain: Kehabisan tenaga (energi) pada saat pertandingan, kekuatan tenaga otot tidak mencapai kekuatan optimal, tertimbunnya zat-zat metabollic intermediate yang tidak diinginkan, terjadinya collaps atau asidosis.
Doping adalah penggunaan zat dan atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Untuk mengatasi doping, pemerintah mengeluarkan peraturan yang melarang pemakaiannya. Latihan fisik yang benar dapat meningkatkan prestasi atlit bulutangkis.
B. Saran
Diharapkan untuk para atlit bulu tangkis melakukan latihan fisik secara rutin dan teratur serta menghindari pemakaian doping sehingga prestasi yang diperoleh dapat maksimal.
DAFTAR RUJUKAN
www.kompas.com diakses tanggal 09 Oktober 2009
www.wordpress.com diakses tanggal 09 Oktober 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar