TUGAS
Keterampilan
Proses
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Mata Kuliah Belajar Pembelajaran
Disusun
Oleh :
Dede
Nurhidayat 2124090096
Kelas I B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS
GALUH CIAMIS
2010
PEMBAHASAN
1.1 PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
A. Pengertian Keterampilan Proses
Keterampilan
proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan
mental, fisik,dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan
yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan
telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan
pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia
seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar
memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan.
Ketiga unsure itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk
kreatifitas.
Pendekatan
pembelajaran proses adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
kegiatan ketrampilan proses yang digunakan untuk mengungkap dan menemukan fakta
dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dilakukan oleh murid.
Proses
pembelajaran dengan pendekatan inidimulai dari obyek nyata atau obyek
yang sebenarnya dengan menggunakan pengalaman langsung, sehingga siswa
diharapkan terjun dalam kegiatan belajar mengajar yang lebih realistis, dan
anak juga diajak ,dilatih, dan dibiasakan melakukan observasi langsung dan membuat
kesimpulan sendiri.
Jadi,
pendekatan keterampilan proses menekankan pada bagaimana siswa belajar,
bagaimana mengelola perolehannya, sehingga dipahami dan dapat dipakai sebagai
bekal untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya di masyarakat.
B. Tujuan Keterampilan Proses
Tujuan
pengajaran sains sebagai proses adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir
siswa, sehingga siswa buakn hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik,
melainkan juga bukan sekedar ahli menghafal. Berdasarkan penjelasan di atas,
pada keterampilan proses, guru tidak mengharapkan setiap siswa akan menjadi
ilmuwan, melainkan dapat mengemukakan ide bahwa memahami sains sebagian
bergantung pada kemampuan memandang dan bergaul dengan alam menurut cara-cara
seperti yang diperbuat oleh ilmuwan.
Selain
itu, melalui proses belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses
dilakukan dengan keyakinan bahwa sains adalah alat yang potensial untuk
membantu mengembangkan kepribadian siswa, di mana kepribadian siswa yang
berkembang ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan ke jalur profesi apapun
yang diminatinya.
C.
Rasional Keterampilan Proses
Pendekatan pembelajaran proses karena dengan pendekatan
pembelajaran proses diharapkan siswa dapat mengalami sendiri tentang materi
yang disampaikan dengan berinteraksi langsung dengan obyek nyata atau
sebenarnya sehingga siswa dapat membuat kesimpulan sendiri.
Dalam
menerapkan keterampilan proses dasar sains dalam kegiatan belajar mengajar, ada
dua alasan yang melandasinya yaitu:
a.
Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju pertumbuhan
produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat pula, sehingga tidak
mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta kepada siswa. Jika guru
tetap mengajarkan semua fakta dan konsep dari berbagai cabang ilmu, maka sudah
jelas target itu tidak mugkin tercapai. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali
dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai
sumber,dan tidak semata-mata dari guru.
b.
Bahwa sains itu dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi
proses. Dengan melihat alasan ini, betapa pentingnya keterampilan proses bagi
siswa untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa di masa yang akan
datang, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa yang maju
lainnya. Conny Setiawan mengemukakan empat alasan mengapa pendekatan
keterampilan proses harus diwujudkan dalam proses belajar dan pembelajaran,
yaitu:
a.
Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, guru
tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata
pelajaran, karena waktunya tidak akan cukup.
b.
Siswa-siswa, khususnya dalam usia perkembangan anak, secara psikologis lebih
mudah memahami konsep,apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh-contoh
kongkrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. J. Piaget
mengatakan bahwa intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas, baik
fisik maupun mental.
c.
Ilmu pengetahuan boleh dikatakan bersifat relative, artinya, suatu kebenaran
teori pada suatu saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan
situasi. Suatu teori bias gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan
lebih jitu. Jadi, suatu teori masih dapat dipertanyakan dan diperbaiki. Oleh
karena I tu, perlu orang-orang yang kritis, mempunyai sikap ilmiah. Wajar
kiranya kalau anak-anak atau siswa sejak dini sudah ditanamkan dalam dirinya
sikap ilmiah dan sikap kritis ini. Dengan menggunakan keterampilan proses,
maksud tersebut untuk saat ini pantas diterima.
d.
Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh artinya
cerdas, terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan. Jadi,
pengembangan pengetahuan dan sikap harus menyatu. Dengan keterampilan memproses
ilmu, diharapkan berlanjut kepemilikan sikap dan mental.
D. Kemampuan Dasar dalam Keterampilan
Proses
Ilmuwan-ilmuwan
yang menemukan suatu yang baru, menurut pengamatan, tidak menguasai semua
konsep dan fakta dalam suatu bidang ilmu, namun mereka mempunyai kemampuan
dasar untuk mengembangkan konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka
mampu menciptakan dan menemukan sesuatu yang baru.
Kemampuan-kemampuan
dasar yang dimaksud antara lain mengobservasi, menghitung, mengukur,
mengklasifikasi, mencari hubungan ruang waktu, membuat hipotesis, merencanakan
penelitian atau eksperimen, mengendalikan verbal, menafsirkan data, membuat
kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan(Conny Setiawan,
1987:17-18).
Senada
dengan kemampuan dasar yang diajukan di atas, Sriyono membuat suatu daftar
keterampilan proses yang diikuti oleh indicator-indikator. Berikut ini akan
diuraikan mengenai pengertian dari setiap kemampuan atau keterampilan beserta
kata kerja operasional dari masing-masing kemampuan atau keterampilan.
·
Mengamati
Yaitu
keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera.
Kata kerja operasional : melihat, mendengar, merasa, meraba, membau, mencicipi,
mengecap, menyimak, mengukur, membaca.
·
Menggolongkan (
mengklasifikasikan )
Yaitu
keterampilan menggolongkan benda, kenyataan, konsep, nilai, atau kepentingan
tertentu. Untuk membuat penggolongan, perlu ditinjau persamaan dan perbedaan
antara benda, kenyataan, atau konsep sebagai dasar penggolongan. Kata kerja
operasional : mencari persamaan, menyamakan, membedakan, membandingkan,
mengontraskan, mencari dasar penggolongan.
·
Menafsirkan (
menginterpretasikan )
Yaitu
keterampilan proses menafsiran sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa,
konsep, atau informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan,
penelitian, atau eksperimen. Kata kerja operasional : menaksir, memberi arti,
mengartikan, memposisikan, mencari hubungan ruang waktu, menentukan pola,
menarik kesimpulan, mengeneralisasikan.
·
Meramalkan (
memprediksi )
Yaitu
mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang
akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau
hubungan antar data atau informasi. Kata kerja operasional : mengantisipasi
berdasarkan kecenderungan, pola atau hubungan antar data atau informasi.
·
Menerapkan
Yaitu
menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep, hokum, teori,
keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat,
dikembangkan, atau dihayati. Kata kerja operasional : menggunakan ( informasi,
kesimpulan, konsep, hokum, teori, sikap, nilai, atau keterampilan dalam situasi
), menghitung, menentukan variable, mengendalikan variable, menghubungkan
konsep, merumuskan konsep, pertanyaan penelitian, menyusun hipotesis, membuat
modul.
·
Merencanakan penelitian
Yaitu
keterampilan yang amat penting karena menentuken berhasil tidaknya penelitian.
Keterampilan ini perlu dilatih, karena selama ini pada umumnya kurang
diperhatikan dan kurang terbina. Pada tahap ini ditentukan masalah atau objek
yang akan diteliti, tujuan, dan ruang lingkup penelitian, sumber dat atau
informasi, cara analisis, alat dan bahan atau sumber kepustakaan yang
diperlukan. Jumlah orang yang terlibat, langkah-langkah pengumpulan dan
pengolahan data atau informasi, serta tata cara melakukan penelitian. Kata
kerja operasional : menentukan massalah atau objek yang akan diteliti,
menentukan tujuan penelitian, menentukan ruang lingkup penelitian, menentukan
sumber data, menentukan alat, bahan, dan sumber kepustakaan, menentukan cara
penelitian.
·
Mengkomunikasikan
Yaitu
menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk
tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan. Kata kerja operasonal :
berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan, bertanya, merenungkan, meragakan,
mengungkapkan, melaporkan ( dalam bentuk lisan, tulisan, gerak atau penampilan
).
Keterampilan
proses memerlukan latihan atau penggunaan secara terus menerus agar dapat
dimiliki oleh siswa. Perkembangannya berlangsung sedikit demi sedikit dan
memerlukan waktu lama. Oleh karana itu, penelitian kemampuan keterampilan
proses tidak perlu dilakukan pada tiap pembelajaran, tetapi bias sekali atau
dua kali dalam satu semester untuk melihat perkembangannya.
E. Penilaian Keterampilan Proses
Penilaian
merupakan usaha untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar siswa
secara menyeluruh, baik pengetahuan, konsep, sikap, nilai maupun keterampilan
proses. Hal ini dapat digunakan oleh guru sebagai balikan maupun keputusan yang
sangat diperluka dalam menentukan strategi belajar mengajar. Untuk maksud
tersebut, guru perlu mengadakan penilaian, baik terhadap proses maupun terhadap
hasil belajar siswa. Penilaian proses ( Usman, 1999 ) dapat diartikan penilaian
terhadap proses belajar yang sedang berlangsung, yang dilakukan oleh guru
dengan memberikan umpan balik secara langsung kepada seorang siswa atau
kelompok siswa. Dalam melatih keterampilan proses sekaligus dikembangkan
sikap-sikap yang dikehendaki seperti kreatif, kerjasama, bertanggung jawab, dan
berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
Untuk
menilai keterampilan proses dapat digunakan cara non tes dengan menggunakan
lembar pengamatan. Agar tidak memberatkan guru, pelaksanaanya dapat dilakukan
secara bertahap lima orang siswa, begitu seterusnya sampai seluruh siswa
mendapat giliran. Hal ini dilakukan oleh gurupada waktu siswa sedang belajar.
Dalam menentukan atau membuat lembar pengamatan, perlu memperhatikan hal-hal
berikut.
·
menentukan keterampilan
yang akan diamati
·
membuat criteria
penilaian untuk masing masing keterampilan.
Penilaian
terhadap keterampilan proses dapat pula dilakukan dengan tes tertulis, namun
tidak menjangkau semua kemampuan, karena menggunakan indera pendengaran dan
perabaan tidak mungkin diliai dengan tes tertulis. Di samping itu, penilaian
keterampilan proses dapat dilakukan dengan tes perbuatan, tetapi dalam hal ini
diperlukan lembar pengamatan yang lebih rinci untuk menilai tingkah laku yang
diharapkan.
SUMBER
http://teoripembelajaran.teknodik.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar