Halaman

Minggu, 21 Oktober 2012

keterampilan proses


TUGAS

Keterampilan Proses

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Mata Kuliah Belajar Pembelajaran


UNIGAL FKIP



Disusun Oleh :

Dede Nurhidayat            2124090096



Kelas I B





FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2010

PEMBAHASAN

1.1       PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
A.            Pengertian Keterampilan Proses
Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik,dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Ketiga unsure itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas.
Pendekatan pembelajaran proses adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kegiatan ketrampilan proses yang digunakan untuk mengungkap dan menemukan fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dilakukan oleh murid.
Proses pembelajaran dengan pendekatan inidimulai dari obyek nyata atau  obyek yang sebenarnya dengan menggunakan pengalaman langsung, sehingga siswa diharapkan terjun dalam kegiatan belajar mengajar yang lebih realistis, dan anak juga diajak ,dilatih, dan dibiasakan melakukan observasi langsung dan membuat kesimpulan sendiri.
Jadi, pendekatan keterampilan proses menekankan pada bagaimana siswa belajar, bagaimana mengelola perolehannya, sehingga dipahami dan dapat dipakai sebagai bekal untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya di masyarakat.
B.            Tujuan Keterampilan Proses
Tujuan pengajaran sains sebagai proses adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa buakn hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan juga bukan sekedar ahli menghafal. Berdasarkan penjelasan di atas, pada keterampilan proses, guru tidak mengharapkan setiap siswa akan menjadi ilmuwan, melainkan dapat mengemukakan ide bahwa memahami sains sebagian bergantung pada kemampuan memandang dan bergaul dengan alam menurut cara-cara seperti yang diperbuat oleh ilmuwan.
Selain itu, melalui proses belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses dilakukan dengan keyakinan bahwa sains adalah alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa, di mana kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan ke jalur profesi apapun yang diminatinya.
C.            Rasional Keterampilan Proses
Pendekatan pembelajaran proses karena dengan pendekatan pembelajaran proses diharapkan siswa dapat mengalami sendiri tentang materi yang disampaikan dengan berinteraksi langsung dengan obyek nyata atau sebenarnya sehingga siswa dapat membuat kesimpulan sendiri.
Dalam menerapkan keterampilan proses dasar sains dalam kegiatan belajar mengajar, ada dua alasan yang melandasinya yaitu:
a. Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat pula, sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta kepada siswa. Jika guru tetap mengajarkan semua fakta dan konsep dari berbagai cabang ilmu, maka sudah jelas target itu tidak mugkin tercapai. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber,dan tidak semata-mata dari guru.
b. Bahwa sains itu dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses. Dengan melihat alasan ini, betapa pentingnya keterampilan proses bagi siswa untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa di masa yang akan datang, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa yang maju lainnya. Conny Setiawan mengemukakan empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses harus diwujudkan dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu:
a. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata pelajaran, karena waktunya tidak akan cukup.
b. Siswa-siswa, khususnya dalam usia perkembangan anak, secara psikologis lebih mudah memahami konsep,apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh-contoh kongkrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. J. Piaget mengatakan bahwa intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas, baik fisik maupun mental.
c. Ilmu pengetahuan boleh dikatakan bersifat relative, artinya, suatu kebenaran teori pada suatu saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situasi. Suatu teori bias gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan lebih jitu. Jadi, suatu teori masih dapat dipertanyakan dan diperbaiki. Oleh karena I tu, perlu orang-orang yang kritis, mempunyai sikap ilmiah. Wajar kiranya kalau anak-anak atau siswa sejak dini sudah ditanamkan dalam dirinya sikap ilmiah dan sikap kritis ini. Dengan menggunakan keterampilan proses, maksud tersebut untuk saat ini pantas diterima.
d. Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh artinya cerdas, terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan. Jadi, pengembangan pengetahuan dan sikap harus menyatu. Dengan keterampilan memproses ilmu, diharapkan berlanjut kepemilikan sikap dan mental.
D.            Kemampuan Dasar dalam Keterampilan Proses
Ilmuwan-ilmuwan yang menemukan suatu yang baru, menurut pengamatan, tidak menguasai semua konsep dan fakta dalam suatu bidang ilmu, namun mereka mempunyai kemampuan dasar untuk mengembangkan konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka mampu menciptakan dan menemukan sesuatu yang baru.
Kemampuan-kemampuan dasar yang dimaksud antara lain mengobservasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian atau eksperimen, mengendalikan verbal, menafsirkan data, membuat kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan(Conny Setiawan, 1987:17-18).
Senada dengan kemampuan dasar yang diajukan di atas, Sriyono membuat suatu daftar keterampilan proses yang diikuti oleh indicator-indikator. Berikut ini akan diuraikan mengenai pengertian dari setiap kemampuan atau keterampilan beserta kata kerja operasional dari masing-masing kemampuan atau keterampilan.
·         Mengamati
Yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera. Kata kerja operasional : melihat, mendengar, merasa, meraba, membau, mencicipi, mengecap, menyimak, mengukur, membaca.
·         Menggolongkan ( mengklasifikasikan )
Yaitu keterampilan menggolongkan benda, kenyataan, konsep, nilai, atau kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan, perlu ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda, kenyataan, atau konsep sebagai dasar penggolongan. Kata kerja operasional : mencari persamaan, menyamakan, membedakan, membandingkan, mengontraskan, mencari dasar penggolongan.
·         Menafsirkan ( menginterpretasikan )
Yaitu keterampilan proses menafsiran sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa, konsep, atau informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan, penelitian, atau eksperimen. Kata kerja operasional : menaksir, memberi arti, mengartikan, memposisikan, mencari hubungan ruang waktu, menentukan pola, menarik kesimpulan, mengeneralisasikan.
·         Meramalkan ( memprediksi )
Yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi. Kata kerja operasional : mengantisipasi berdasarkan kecenderungan, pola atau hubungan antar data atau informasi.



·         Menerapkan
Yaitu menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep, hokum, teori, keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat, dikembangkan, atau dihayati. Kata kerja operasional : menggunakan ( informasi, kesimpulan, konsep, hokum, teori, sikap, nilai, atau keterampilan dalam situasi ), menghitung, menentukan variable, mengendalikan variable, menghubungkan konsep, merumuskan konsep, pertanyaan penelitian, menyusun hipotesis, membuat modul.
·         Merencanakan penelitian
Yaitu keterampilan yang amat penting karena menentuken berhasil tidaknya penelitian. Keterampilan ini perlu dilatih, karena selama ini pada umumnya kurang diperhatikan dan kurang terbina. Pada tahap ini ditentukan masalah atau objek yang akan diteliti, tujuan, dan ruang lingkup penelitian, sumber dat atau informasi, cara analisis, alat dan bahan atau sumber kepustakaan yang diperlukan. Jumlah orang yang terlibat, langkah-langkah pengumpulan dan pengolahan data atau informasi, serta tata cara melakukan penelitian. Kata kerja operasional : menentukan massalah atau objek yang akan diteliti, menentukan tujuan penelitian, menentukan ruang lingkup penelitian, menentukan sumber data, menentukan alat, bahan, dan sumber kepustakaan, menentukan cara penelitian.
·         Mengkomunikasikan
Yaitu menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan. Kata kerja operasonal : berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan, bertanya, merenungkan, meragakan, mengungkapkan, melaporkan ( dalam bentuk lisan, tulisan, gerak atau penampilan ).
Keterampilan proses memerlukan latihan atau penggunaan secara terus menerus agar dapat dimiliki oleh siswa. Perkembangannya berlangsung sedikit demi sedikit dan memerlukan waktu lama. Oleh karana itu, penelitian kemampuan keterampilan proses tidak perlu dilakukan pada tiap pembelajaran, tetapi bias sekali atau dua kali dalam satu semester untuk melihat perkembangannya.

E.            Penilaian Keterampilan Proses
Penilaian merupakan usaha untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar siswa secara menyeluruh, baik pengetahuan, konsep, sikap, nilai maupun keterampilan proses. Hal ini dapat digunakan oleh guru sebagai balikan maupun keputusan yang sangat diperluka dalam menentukan strategi belajar mengajar. Untuk maksud tersebut, guru perlu mengadakan penilaian, baik terhadap proses maupun terhadap hasil belajar siswa. Penilaian proses ( Usman, 1999 ) dapat diartikan penilaian terhadap proses belajar yang sedang berlangsung, yang dilakukan oleh guru dengan memberikan umpan balik secara langsung kepada seorang siswa atau kelompok siswa. Dalam melatih keterampilan proses sekaligus dikembangkan sikap-sikap yang dikehendaki seperti kreatif, kerjasama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
Untuk menilai keterampilan proses dapat digunakan cara non tes dengan menggunakan lembar pengamatan. Agar tidak memberatkan guru, pelaksanaanya dapat dilakukan secara bertahap lima orang siswa, begitu seterusnya sampai seluruh siswa mendapat giliran. Hal ini dilakukan oleh gurupada waktu siswa sedang belajar. Dalam menentukan atau membuat lembar pengamatan, perlu memperhatikan hal-hal berikut.
·         menentukan keterampilan yang akan diamati
·         membuat criteria penilaian untuk masing masing keterampilan.
Penilaian terhadap keterampilan proses dapat pula dilakukan dengan tes tertulis, namun tidak menjangkau semua kemampuan, karena menggunakan indera pendengaran dan perabaan tidak mungkin diliai dengan tes tertulis. Di samping itu, penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dengan tes perbuatan, tetapi dalam hal ini diperlukan lembar pengamatan yang lebih rinci untuk menilai tingkah laku yang diharapkan.




SUMBER

http://teoripembelajaran.teknodik.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar