TUGAS
Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Belajar
Pembelajaran Olah Raga
Disusun
Oleh :
Dede Nurhidayat
2124090096
Kelas I B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS
GALUH CIAMIS
2010
PEMBAHASAN
1. Penguasaan Keterampilan Koordinasi
Kasar
Ciri/karakteristik
:
a. Transfer
gerakan atau hubungan dari bagian-bagian gerakan dari setiap anggota masih
belum terkordinir dengan baik bakan sering terjadi kesalahan atau juga transfer
infuls yang berlangsung secara tersendat-sendat. Tidak sinkronnya transfer
gerakan dari bagian tubuh dapat dilihat dari ketepatan waktu.
b. Aliran
gerakan flow yang diotampilkan masih tersendat-sendat atau dengan kata lain
kontinuitan gerakan belum baik. Aliran gerakan flow atau kontinuitan jalanya
suatu gerakan erat kaitannya dengan kesesuaian atau keterpaduan proses infuls
dan antisipasi situasi serta pengambilan suatu tindakan motorik dilakukan.
c. Luas
gerakan atau space yang digunakan untuk mlakukan suatu gerakan oleh bagian
tubuh belum tepat atau maksimal. Kadang space yang digunakan dalam melakukan
gerakan terlalu luas dan sempit. Sehingga prinsip ekonomisasi gerakan dan
prinsip penggunaan kekuatan awal dalm pemecahan tugas gerakan menjadi kurang
bahkan hilang.
d. Belum
memiliki ketepatan dan kekonstanan gerakan yang baik.
e. Belum
dimiliki kemampuan yang baik dalam menerima dan mengolah informasi. Hal ini
mengakibatkan sangat sedikit pengendalian dan pengaturan terhadap aksi motorik
yang sedang berlangsung.
2. Penguasaan Keterampilan Koordinasi
Halus
Ciri/karakteristik
:
a. Kesalahan-kesalahan
gerakan telah banyak berkurang.
b. Penggunaan
tenaga yang efisien. Artinya siswa/atlet telah mampu mengatur besarnya
tenaga/force yang digunakan sesuai dengan kebutuhan untuk setiap tugas gerakan.
c. Telah
memiliki kemampuan yang baik dalam penggunaan luasnya gerakan (movement space).
d. Telah
mampu melakukan irama gerakan dengan baik. Irama gerakan yang kaku dan
tersendat-sendat seperti diperlihatkan pada fase tingkat pertama tidak terlihat
lagi.
e. Flow
atau aliran gerakan semakin mulus dan lancar.
f. Ketepatan
gerakan semakin membaik.
3. Penguasaan Tingkat Koordinasi Tuntas
(Mastery)
Ciri/karakteristik
:
a. Pemecahan
tugas gerak yang dituntut dapat dilakukan dengan optimal.
b. Memiliki
tingkat akurasi yang tinggi.
c. Penggunaan
tenaga atau force sangat ekonomis baik pada gerakan-gerakan scara keseluruhan
maupun bagian-bagian gerak.
d. Kemampuan
prestasi lebih stabil.
e. Irama
gerkan selalu benar dan tetap mantap.
f. Memiliki
kemampuan mengantisipasi suatu situasi dan kondisi secara baik.
g. Mampu
mengatur pemberian infuls tenaga pada otot-otot yang dibutuhkan sesuai dengan
situasi dan kondisi yang sedang dihadapi akibat adanya perbaikkan dalam
perasaan gerakan atau movement sence.
h. Peranan
dari lima indra menerima informasi semakin meningkat.
i.
Semakin banyak
pengalaman-pengalaman motorik yang berhasil dikumpulkan dan disimpulkan dalam
ingatan motorik pusatsusunan saraf.
j.
Memiliki kemampuan yang
relative cepat dalam mengkonstruksi bentuk-bentuk gerakan baru akibat perubahan
situasi secara tiba-tiba atau pengaturan kembali penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi selama berlangsungnya aksi motorik.
4. Implikasi Penguasaan Tingkat Koordinasi
Kasar
Agar
proses belajar keterampilan motorik mencapai hasil yang diharapkan ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh para guru/pelatih :
a. Analisis
keadaan awal atau sekarang daripada atlet : level kemampuan motorik yang
dibutuhkan untuk belajar suatu keterampilan pertama harus dinilai. Bila
dikehedaki kemampuan ini harus diperbaiki.
b. Interest
an motivasi berperan dalam belajar motorik dank arena itu interest dan motivasi
perlu dikembangkan hingga mantap dalam belajar teknik pada fase pertama.
c. Untuk
mencapai efektivitas latihan teknik dalam semua tingkat penguasaan
keterampilan, latihan harus dilakukan dalam kondisi yang memungkunkan atau
vavorebel atau dalam suatu lingkungan yang bebas dari gangguan dan
membingungkan.
d. Memberikan
kesempatan kepada atlet/siswa untuk mengalami suatu keberhasilan adalah
merupakan salah satu prinsip belajar motorik.
e. Keterangan
dan penjelasan tentang bentuk-bentuk dan tugas-tugas gerakan yang akan
dilaksanakan oleh atlet harus singkay dan kongkret.
f. Memberikan
kemudahan-kemudahan pada siswa/atlet sedemikian rupa sehingga memungkinkan
atlet dapat mempelajari gerakan tersebut.
g. Penyajian
teknik-teknik gerakan yang harus dipelajari hendaknya pada atlet/siswa dalam
keadaan fit.
h. Penekanan
pada perasaan gerak perlu diutamakan.
i.
Koreksi-koreksi yang
trlalu banyak dan berlebihan hendaknya dihindari.
j.
Untuk dapat mengetahui
apakah siswa atau atlet telah mengerti akan keterangan-keterangan yang
diberikan atau pelatih maka mintalah kepada siswa/atlet untuk
mengverbalisasikqan kenbali hal-hal yang telah dimengertinya.
5. Implikasi Penguasaan Tingkat Koordinasi
Halus
Fase
belajar tingkat kedua ini dapat diartikan sebagai fase pendalaman materi yang
diajarkan. Pada fase belajar tingkat kedua ini yang harus diperhatikan oleh
guru dan pelatih sebagai berikut :
a. Latihan
harus lebih diarahkan kepada penguasaan bagian-bagian gerakan.
b. Pemberian
bantuan baik untuk pelaksanaan gerakan maupun dalam memberikan koreksi-koreksi
sudah dapat dilakukan melalui.
c. Latihan-latihan
keterampilan teknik harus dilakukan dalam tingkat konsentrasi yang tinggi
berdasarkan suatu alutematika yang tepat.
d. Stagnasi
dan kadang-kadang kemunduran selama fase kedua dapat menyebabkan frustasi,
berkurangnya interest dan motivasi atlet.
e. Persepsi
mengenai gerakan melalui reseptor kinestetik pesticular dan taktil harus
mendapatkan penekanan dalam latihan.
f. Koreksi-koreksi
gerakan harus dilakukan terus menerus berdasarkan informasi umpan balik agar
pelaksaan gerakan mendekati sempurna dalam kondisi normal.
g. Gerakan-gerakan
harus disempurnakan dalam berbagai kondisi normal maupun berubah-ubah, karena
itu latihan hendaknya dilaksanakan dalam berbagai kondisi baik mudah, sukar
maupun kondisi yang berubah-ubah.
h. Untuk
cabang-cabang olahraga atau event yang penguasaan keterampilan tehnik merupakan
factor dominan seperti lempar lembing, senam, pertandingan-pertandingan pada
fase ini disarankan dihindari.
6. Implikasi Penguasaan Keterampilan
Tingkat Koordinasi Tuntas (Mastery)
Implikasi
berikut ini dapat dilukiskan untuk latihan teknik pada fase ketiga p enguasaan keterampilan, yaitu :
a. Kemantapan
dan kesetabilan mentransfer kemampuan motorik yang telah dimiliki pada berbagai
situasi dan kondisi merupakan tujuan yang akan dicapai pada kegiatan belajar
dalam fase ini.
b. Latihan
teknik untuk cabang olahraga beregu dan olahraga kombativ harus dilakukan dalam
konmdisi yang brbeda dan berubah-ubah dengan :
·
Melatih gerakan itu
dalam berbagai variasi
·
Menambahkan tugas-tugas
tambahan yang harus dilakukan selama pelaksaan gerak
c. Latihan
teknik untuk cabang-cabang olahraga seperti atletik dan senam harus dilakukan
di bawah tuntutan psikofisik yang ditingkatkan.
d. Konsep
gerakan harus tetap dihaluskan lagi seperti pada fase sebelumnya.
e. Latihan
teknik pada fase penguasaan keterampilan ketiga ini ditandai dengan
peningkatannyahttp://thelapanbelazmei.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar