Halaman

Minggu, 21 Oktober 2012

keterampilan koordinasi

TUGAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Belajar Pembelajaran Olah Raga



UNIGAL FKIP



Disusun Oleh :
Dede Nurhidayat            2124090096


Kelas I B


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2010
PEMBAHASAN

1.         Penguasaan Keterampilan Koordinasi Kasar
            Ciri/karakteristik :
a.       Transfer gerakan atau hubungan dari bagian-bagian gerakan dari setiap anggota masih belum terkordinir dengan baik bakan sering terjadi kesalahan atau juga transfer infuls yang berlangsung secara tersendat-sendat. Tidak sinkronnya transfer gerakan dari bagian tubuh dapat dilihat dari ketepatan waktu.
b.      Aliran gerakan flow yang diotampilkan masih tersendat-sendat atau dengan kata lain kontinuitan gerakan belum baik. Aliran gerakan flow atau kontinuitan jalanya suatu gerakan erat kaitannya dengan kesesuaian atau keterpaduan proses infuls dan antisipasi situasi serta pengambilan suatu tindakan motorik dilakukan.
c.       Luas gerakan atau space yang digunakan untuk mlakukan suatu gerakan oleh bagian tubuh belum tepat atau maksimal. Kadang space yang digunakan dalam melakukan gerakan terlalu luas dan sempit. Sehingga prinsip ekonomisasi gerakan dan prinsip penggunaan kekuatan awal dalm pemecahan tugas gerakan menjadi kurang bahkan hilang.
d.      Belum memiliki ketepatan dan kekonstanan gerakan yang baik.
e.       Belum dimiliki kemampuan yang baik dalam menerima dan mengolah informasi. Hal ini mengakibatkan sangat sedikit pengendalian dan pengaturan terhadap aksi motorik yang sedang berlangsung.


2.         Penguasaan Keterampilan Koordinasi Halus
            Ciri/karakteristik :
a.       Kesalahan-kesalahan gerakan telah banyak berkurang.
b.      Penggunaan tenaga yang efisien. Artinya siswa/atlet telah mampu mengatur besarnya tenaga/force yang digunakan sesuai dengan kebutuhan untuk setiap tugas gerakan.
c.       Telah memiliki kemampuan yang baik dalam penggunaan luasnya gerakan (movement space).
d.      Telah mampu melakukan irama gerakan dengan baik. Irama gerakan yang kaku dan tersendat-sendat seperti diperlihatkan pada fase tingkat pertama tidak terlihat lagi.
e.       Flow atau aliran gerakan semakin mulus dan lancar.
f.       Ketepatan gerakan semakin membaik.

3.         Penguasaan Tingkat Koordinasi Tuntas (Mastery)
            Ciri/karakteristik :
a.       Pemecahan tugas gerak yang dituntut dapat dilakukan dengan optimal.
b.      Memiliki tingkat akurasi yang tinggi.
c.       Penggunaan tenaga atau force sangat ekonomis baik pada gerakan-gerakan scara keseluruhan maupun bagian-bagian gerak.
d.      Kemampuan prestasi lebih stabil.
e.       Irama gerkan selalu benar dan tetap mantap.
f.       Memiliki kemampuan mengantisipasi suatu situasi dan kondisi secara baik.
g.      Mampu mengatur pemberian infuls tenaga pada otot-otot yang dibutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi akibat adanya perbaikkan dalam perasaan gerakan atau movement sence.
h.      Peranan dari lima indra menerima informasi semakin meningkat.
i.        Semakin banyak pengalaman-pengalaman motorik yang berhasil dikumpulkan dan disimpulkan dalam ingatan motorik pusatsusunan saraf.
j.        Memiliki kemampuan yang relative cepat dalam mengkonstruksi bentuk-bentuk gerakan baru akibat perubahan situasi secara tiba-tiba atau pengaturan kembali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama berlangsungnya aksi motorik.


4.         Implikasi Penguasaan Tingkat Koordinasi Kasar
Agar proses belajar keterampilan motorik mencapai hasil yang diharapkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para guru/pelatih :
a.       Analisis keadaan awal atau sekarang daripada atlet : level kemampuan motorik yang dibutuhkan untuk belajar suatu keterampilan pertama harus dinilai. Bila dikehedaki kemampuan ini harus diperbaiki.
b.      Interest an motivasi berperan dalam belajar motorik dank arena itu interest dan motivasi perlu dikembangkan hingga mantap dalam belajar teknik pada fase pertama.
c.       Untuk mencapai efektivitas latihan teknik dalam semua tingkat penguasaan keterampilan, latihan harus dilakukan dalam kondisi yang memungkunkan atau vavorebel atau dalam suatu lingkungan yang bebas dari gangguan dan membingungkan.
d.      Memberikan kesempatan kepada atlet/siswa untuk mengalami suatu keberhasilan adalah merupakan salah satu prinsip belajar motorik.
e.       Keterangan dan penjelasan tentang bentuk-bentuk dan tugas-tugas gerakan yang akan dilaksanakan oleh atlet harus singkay dan kongkret.
f.       Memberikan kemudahan-kemudahan pada siswa/atlet sedemikian rupa sehingga memungkinkan atlet dapat mempelajari gerakan tersebut.
g.      Penyajian teknik-teknik gerakan yang harus dipelajari hendaknya pada atlet/siswa dalam keadaan fit.
h.      Penekanan pada perasaan gerak perlu diutamakan.
i.        Koreksi-koreksi yang trlalu banyak dan berlebihan hendaknya dihindari.
j.        Untuk dapat mengetahui apakah siswa atau atlet telah mengerti akan keterangan-keterangan yang diberikan atau pelatih maka mintalah kepada siswa/atlet untuk mengverbalisasikqan kenbali hal-hal yang telah dimengertinya.


5.         Implikasi Penguasaan Tingkat Koordinasi Halus
Fase belajar tingkat kedua ini dapat diartikan sebagai fase pendalaman materi yang diajarkan. Pada fase belajar tingkat kedua ini yang harus diperhatikan oleh guru dan pelatih sebagai berikut :
a.       Latihan harus lebih diarahkan kepada penguasaan bagian-bagian gerakan.
b.      Pemberian bantuan baik untuk pelaksanaan gerakan maupun dalam memberikan koreksi-koreksi sudah dapat dilakukan melalui.
c.       Latihan-latihan keterampilan teknik harus dilakukan dalam tingkat konsentrasi yang tinggi berdasarkan suatu alutematika yang tepat.
d.      Stagnasi dan kadang-kadang kemunduran selama fase kedua dapat menyebabkan frustasi, berkurangnya interest dan motivasi atlet.
e.       Persepsi mengenai gerakan melalui reseptor kinestetik pesticular dan taktil harus mendapatkan penekanan dalam latihan.
f.       Koreksi-koreksi gerakan harus dilakukan terus menerus berdasarkan informasi umpan balik agar pelaksaan gerakan mendekati sempurna dalam kondisi normal.
g.      Gerakan-gerakan harus disempurnakan dalam berbagai kondisi normal maupun berubah-ubah, karena itu latihan hendaknya dilaksanakan dalam berbagai kondisi baik mudah, sukar maupun kondisi yang berubah-ubah.
h.      Untuk cabang-cabang olahraga atau event yang penguasaan keterampilan tehnik merupakan factor dominan seperti lempar lembing, senam, pertandingan-pertandingan pada fase ini disarankan dihindari.



6.         Implikasi Penguasaan Keterampilan Tingkat Koordinasi Tuntas (Mastery)  
                        Implikasi berikut ini dapat dilukiskan untuk latihan teknik pada fase ketiga p          enguasaan keterampilan, yaitu :
a.       Kemantapan dan kesetabilan mentransfer kemampuan motorik yang telah dimiliki pada berbagai situasi dan kondisi merupakan tujuan yang akan dicapai pada kegiatan belajar dalam fase ini.
b.      Latihan teknik untuk cabang olahraga beregu dan olahraga kombativ harus dilakukan dalam konmdisi yang brbeda dan berubah-ubah dengan :
·         Melatih gerakan itu dalam berbagai variasi
·         Menambahkan tugas-tugas tambahan yang harus dilakukan selama pelaksaan gerak
c.       Latihan teknik untuk cabang-cabang olahraga seperti atletik dan senam harus dilakukan di bawah tuntutan psikofisik yang ditingkatkan.
d.      Konsep gerakan harus tetap dihaluskan lagi seperti pada fase sebelumnya.
e.       Latihan teknik pada fase penguasaan keterampilan ketiga ini ditandai dengan peningkatannyahttp://thelapanbelazmei.blogspot.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar