TUGAS
MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Perkembangan
Motorik
Disusun oleh :
Kelas II J
PRODI PENDIDIKAN
JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT senantiasa kami hadirkan atas segala kasih sayang yang
telah kami terima, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tanpa
hambatan yang berarti.
Makalah yang
berjudul “ Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Motorik Dan Perkembangan Biologis” ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata Kuliah Perkembangan Motorik. Atas
tersusunnya makalah ini, tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada
seluruh rekan rekan kelompok yang telah berparisifasi dalam pembuatan makalah
ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari kesalahan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca
sangat kami butuhkan, demi perbaikan penulisan lebih lanjut. Semoga tulisan ini
membawa manfaat.
Ciamis, 16 Desember 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Motorik
adalah semua gerakan tubuh, termasuk alam pengertian motorik adalah gerak
internal tidak teramati yang berawal dari penangkapan stimulus olehindra,
penyampaian stimulus tersebut oleh susunan syaraf sensorik ke bagian memori
(otak), pembuatan keputusan dan
penyampaian keputusan tersebut ke otot oleh susunan syaraf motorik.
Kata
motorik itu sendiri mengandung makna gerakan dengan otot, seolah-olah bersifat
refleks atau dengan sedikit keterlibatan persepsi dan kognisi. Namun kenyataan
sesungguhnya bahwa keterampilan gerakan yang kita pelajari biasanya merupakan
sesuatu yang rumit dan mencakup pendeteksian isyarat, penilaian, dan pembuatan
keputusan yang mempunyai derajat yang tinggi. Sebagai mana penjelasan Singnger
1930;12 bahwa “the real-life skills we learn ussually somewhat complexs and
involve a high degree of cue detection, evaluation, and decision making".
Perkembangan
motorik merupakan aspek perilaku motorik dan kontrol motorik yang terkait
dengan perubahan performans motorik sepanjang rentang kehidupan. Perkembangan
motorik meliputi: pertama, perkembangan kemampuan gerakan yang esensial, dan
kedua penguasaan keterampilan gerakan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwasanya Kata motorik itu sendiri mengandung makna gerakan
dengan otot, seolah-olah bersifat refleks atau dengan sedikit keterlibatan
persepsi dan kognisi. Namun kenyataan sesungguhnya bahwa keterampilan gerakan
yang kita pelajari biasanya merupakan sesuatu yang rumit dan mencakup
pendeteksian isyarat, penilaian, dan pembuatan keputusan yang mempunyai derajat
yang tinggi. Sebagai mana penjelasan Singnger 1930;12 bahwa “the real-life
skills we learn ussually somewhat complexs and involve a high degree of cue
detection, evaluation, and decision making".
1.3 Tujuan
Maksud dan tujuan penulis dalam
penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan yang lebih luas serta
untuk meambah pengetahun yang lebih dalam bagi penulis khususnya maupun bagi
para pembaca pada umumnya. Meskipun dalam pemaparan makalah ini hanya beberapatehnik
saja, namun diharapkan tidak akan mengurangi maksud dan tujuannya sebagai
pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga kependidikan. Selian
hal tersebut, maksud dan tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Motorik.
BAB
II
PEMBAHASAN
Perkembangan
motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan
individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap
konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai
berikut:
Melalui keterampilan motorik, anak
dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa
senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap
bola atau memainkan alat-alat mainan. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari
kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi
yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan
dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
Melalui perkembangan motorik, anak
dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau
usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,
menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
Melalui perkembangan motorik yang
normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya,
sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan
teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer
(terpinggirkan).
Perkembangan
keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau
kepribadian anak.
A. Definisi
Perkembangan Motorik
Motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan
saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi
motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan
otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Contohnya
kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan
motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
2.2 Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik.
·
Perkembangan
sistim Saraf.
Sistim saraf
sangat berpengaruh dalam perkenbangan motorik karna sistim saraf lah yang
mengontrol gerak motorik pada tubuh manusia.
·
Kemampuan fisik
yang memungkinkan untuk bergerak.
Karna
perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan fisik maka kemampuan fisik
seseorang akan sangat berpengaruh pada perkembangan motorik seseorang. Anak
yang normal perkembangan motoriknya akan lebih baik dibandingkan anak yang
memiliki kekurangan fisik.
·
Keinginan anak
yang memotifasinya untuk bergerak.
Ketika anak
mampu melakkan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak
kepada motorik yang lebih luas lagi. Karna semakin dilatih kemampuan motorik
anak akan semakin meningkat.
·
Linkungan yang
mendukung.
Perkembangan
motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang
anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa
menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot.
·
Aspek
psikologis anak.
kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan
self-esteem.
o Umur.
o Kecepatan
pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenetal, tahun pertama kehidupan dan
pada masa remaja.
o Jenis kelamin setelah
melewati pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
o Genetik.
Genetik adalah
bawaan anak yaitu potensial anak yang akan menjadi ciri khasnya. Kelainan
genetik akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.
o Kelainan
kromosom.
Pada umumnya
kelainan kromosom akan disertai dengan kegagalan pertumbuhan.
2.3 Prinsip-Prinsip
Perkembangan Motorik.
Perkembangan melibatkan perubahan. Perkembangan
motorik ditandai dengan adanya perubahan ukuran, perubahan proposi, hilangnya
ciri lama, dan mendapatkan ciri baru.
·
Hasil proses
kematangan dan belajar.
Proses kematangan yaitu warisan genetik
individu. Sedangkan proses belajar yaitu perkembangan yang berasal dari latihan
dan usaha setiap indifidu..
Terdapat perbedaan dalam perkembangan motorik setiap
individu.
Walaupun pola perkembangan sama, setiap anak akan
mengikuti pola pola perkembangan yang dapat diramalkan dengan cara dan
kecepatannya sendiri-sendiri.
·
Dapat
diramalkan.
Pola perkembangan fisik dapat
diramalkan semasa kehidupan pra dan pasca lahir. Perkenbangan motorik akan
mengikuti hukum chepolocaudal yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh
dari kepala ke kaki. Hukum yang kedua yaitu proximodialis yaitu perkembangan
dari yang dekat ke yang jauh. Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat
diramalkan.
Karateristik dalam perkembangan anak
juga dapat diramalkan, hal ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun
mental. Semua anak mengikuti mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu
tahap ke tahap yang lainnya.
Setiap tahap memiliki bahaya yang potensial.
Beberapa hal yang menyebabkan antara
lain dari lingkungan bahkan dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat
mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial anak.
Stimulasi yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan perkembangan
motorik anak adalah:
- Dasar-dasar keterampilan untuk
menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.
- Keterampilan berolah raga
(seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
- Gerakan-gerakan permainan,
seperti meloncat, memanjat dan berlari.
- Baris-berbaris secara sederhana
untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Biologis
Secara
singkat, perekembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke
arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan
sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat
berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of development). (McLeod, 1989).
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), ini berarti mekar terbuka atau membentang;
menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal
kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Selanjutnya,
Dictionary of pyscology di atas secara lebih jelas merinci pengertian
perkembangan sebagai berikut:
a. The progressive and continous change in
the organism from birth to death, perkembangan itu merupakan perubahan yang
perogresif dan terus-menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.
b. Growth, perkembangan itu berarti
pertumbuhan.
c. Change in the shape and integration of
bodily parts into function parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk
dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah kedalam bagian-bagian yang
fungsional.
d. Maturation or the appearance of
fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan itu adalah kematangan
atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Berdasarkan
uraian-uraian di atas, penyusun berkesimpulan bahwa perkembangan adalah
rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju
dan sempurna.
2. Perkembangan Fisik
Awal
dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis (Allport,
1957). Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi,
struktur, dan kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi normalitas
kepribadiannya, khususnya yang bertalian dengan masalah body image, self
concept, self-esteem dan rasa harga dirinya. Perkembangan fisik ini mencakup
aspek-aspek anatomis dan fisiologis.
a. Perkembangan anatomis
Perkembangan
anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantiatif pada struktur
tulang-belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tingi kepala dengan
tinggi garis keajegan badan secara keseluruh.
b. Perkembangan fisiologi
Perkembngan
fisiologi ditandai dengan adanya perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan
fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti otot, peredaran darah dan
pernapasan persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaa
3. Perkembangan
Bahasa dan Perilaku Kognitif
Kemampuan
berbahasalah yang membedakan manusia dengan hewan. Dengan bahasanyalah manusia:
(1) mengkodifikasikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil pengalaman pengamatan (observasi )-nya berupa kesan dan tanggapan (persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep atau pengertian (concept and ideas), dalil atau kaidah atau hukum (principles) sampai kepada bentuk ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan sistem-sistem nilai (value systems);
(1) mengkodifikasikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil pengalaman pengamatan (observasi )-nya berupa kesan dan tanggapan (persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep atau pengertian (concept and ideas), dalil atau kaidah atau hukum (principles) sampai kepada bentuk ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan sistem-sistem nilai (value systems);
(2) rnentransformasikan dan mengolah
berbagai bentuk informasi tersebut di atas melalui proses berpikir dan dengan
mempergunakan kaidah-kaidah logika (diferensiasi, asosiasi, proporsi atau
komparasi, kausalitas, prediksi, konkiusi, generalisasi, interpretasi dan
inferensi) dalam rangka pemecahan masalah (problem solving) dan mencari,
mengkreasikan dan menemukan hal-hal baru;
(3) mengkoordinasikan dan mengekspresikan
cita-cita, sikap, penilaian, dan penghayatan (etis, estetis ekonomis, sosial,
politis, religius, dan kultural);
(4) mengkomunikasikan (menyimpan dan
menerima) berbagai informasi, buah pikiran, opini, sikap, penilaian, aspirasi,
kehendak, dan rencana kepada orang lain.
Bahasa
termasuk dapat berbentuk lisan, atau tulisan dengan mempergunakan tanda
(coding), huruf (alphabetic), bilangan (numerical atau digital), bunyi, sinar,
atau cahaya yang dapat merupakan kata-kata (words) atau kalimat (Sentences).
Mungkin pula berbentuk gambar atau lukisan (drawing, picture), gerak-gerik
gestures) dan mimik serta bentuk-bentuk simbol ekspresif lainnya.
(1) Perkembangan
Fungst-Fungsi Kognitif secara Kuantitatif
Deskripsi
perkembangan fungsi-fungsi kognitif secara kuantitatif dapat dikembangkan
berdasarkan basil laporan berbagai studi pengukuran dengan menggunakan tes
inteligensi sebagai alat ukurnya, yang dilakulcan secara longi. tudinal
terhadap sekelompok subjek dan sampai ke tingkatan usia tertentu (3-5 tahun
sampai usia 30-35 tahun, misalnya) secara test-retest yang alot ukurnya dtsusun
secara sekuensial (Standfond Revision Binet Test).
Dengan
menggunakan hasil pengukuran tes inteligensi yang mencakup General Information
and Verbal Analogies Jones and Conrad (Loree, 1970:78) telah mengembangkan
sebuah kurva perkembangan inteligensi, yang dapat ditafsirkan antara lain
sebagai berikut.
(a) Laju
perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa rem awal, setelab
itu kepesatan nya berangsur menurun.
(b) Puncak
perkembangan pada umumnya dicapai di penghujung masa remaja akhir (sekitar usia
dua puluhan); perubahan-perubahan yang amat tipis sampai usia 50 tahun, setelah
itu terjadi plateau (mapan) sampai usia 60 tahun, untuk selanjutnya berangsur
menurun (deklinasi).
(c)
Terdapat variasi dalam saatnya dan laju kecepatan deklinasi menurut jenis-jenis
kecakapan khusus tertentu.
Bloom
(1964) melukiskan berdasarkan hasil studi longitudinalnya, bahwa dengan
berpatokan kepada hasil-hasil tes IQ dan masa-masa sebelumnya yang ditempuh
oleh subjek yang sama, kita akan dapat melihat perkernbangan persentase taraf
kematangan dan kesempurnaan nya sebagai berikut.
a. Usia 1 tahun berkembang sampai sekitar 20%-nya
b. Usia 4 tahun sekitar 50%-nya.
c. Usia 8 tahun sekitar 80%-nya.
d. Usia 13 tahun sekitar 92%-nya
b. Usia 4 tahun sekitar 50%-nya.
c. Usia 8 tahun sekitar 80%-nya.
d. Usia 13 tahun sekitar 92%-nya
Perubahan-perubahan
multi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut da at dibagi
menjadi 4 (empat) kateogri perubahan, yaitu perubahan hal-hal yang lama, dan
perubahan untuk memperoleh hal-hal yang baru.
1. Perubahan
dalam Ukuran
Perubahan
dapat berbentuk pertambahan ukuran panjang atau ting maupun berat badan. Berat
badan yang semu1Lsei 3 ketika dilahirkan menjadi 8-9 kg pada umur 6 bulan.
Panjangnya bayi 50 cm ketika dilahirkan 60 cm pada umur 1 tahun diikuti oleh
organ-organ tubuh lain yang mengalami perubahan ukuran antara lain volume otak
yang membawa akibat terjadinya perubahan kemarnpuan.
Jumlah
suku kata yang dikuasai pada mulanya sedikit atau terbatas, semakin bertambah
umur semakin bertambah banyak, Se hingga pada umur kurang dan 1,5 tahun anak
sudah bisa mengucapkan rangkaian suku kata-suku kata menjadi perkataan-perkata
dengan objek tertentu. Kemampuan mengenal
objek-objek di lingkungannya bertambah sedikit demi sedikit. Semua perubahan
tersebut menunjukkan adanya peerbedaan kuantitatif yang bisa diukur.
2. Perubahan
dalam Perbandingan
Dilihat
dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala, anggota badan,
dan anggota gerak. Misalnya perbandingan antara besarnya kepala dengan anggota
badan, semakin bertambah umur semakin bertambah besar. Sampai pada umur
tertentu per andingan akan menetap, yakni pada usia akhir belasan tahun.
Perubahan
secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental Perbandingan antara
yang tidak nil, yang khayal dengan hal- hal yang rasional. semakin.lama semakin
besar. Artinya anak-anak masih banyak mengkhayal dan sedikit terdapat realita
pada mereka, tetapi semakin lama akan semakin berubah ke sebaliknya, yakni
banyak realita dan sedikit berkhayal.
Dalam
perkembangan sosial mereka juga sedikit demi sedikit berubah. Dan bermain
sendiri, bermain dengan saudara, bermain dengan anak-anak tetangga, dan
kemudian bermain dengan anak-anak lain pada lingkungan yang lebih luas
3. Berubah
untuk Mengganti Hal-Hal yang Lama
Pada
bayi terdapat kelenjar buntu yang disebut kelenjar thymus pada daerah dada yang
sedikit demi sedikit mengalami atrophy (penyusutan) dan menghilang setelah
dewasa. Pada bayi juga terdapat rambut rambut bayi yang lama kelamaan akan
hilang.
Bahasa
bayi yang semakin dan diganti dengan perkataan yang lebih jelas artinya
Kebiasaan untuk ini kalau mengambil sesuatu akan menghilang sesuai dengan
meningkatnya kemampuan-kemampuan motorik dan berganti dengan jalan.
4. Berubah
untuk Mempero1eh Hal-hal yang Baru
Banyak
hal yang baru diperoleh selama perkembangan sesuai dengan keadaan dan tingkt
perkembangannya. Ketika dilahirkan, bayi belum mempunyaj gigi, beberapa
waktunya kemudian gigi tersebut akan tumbuh. Dilihat
dari segi mental, akan bertambah perbendaharaan kata dan kekayaan bahasanya
Nilai dan norma moral semakin meningkat. Berbagai pengetahuan akan diperoleh
terutama dari lingkungan pendidik formal.
Pada
bagian mi akan penyusun bahas tahapan-tahapan atau urutan penistiwa
perkembangan manusia dalam hubungannya dengan proses belajar. Di samping itu,
dalam setiap tahapan perkembangan tersebut me ngandung kecakapan dan
tingkat-tingkat pencapaian tertentu, maka akan penyusun lengkapi dengan urutan
mengenai tugas-tugasnya. Seusai me nguraikan tugas-tugas perkembangan, penyusun
akan kemukakan pula hukum-hukum, yakni patokan umum yang berlaku dalam setiap
individu manusia.
1. Proses
Perkembanan
Secara
umum, proses dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang tenjadi dalam
perkembangan sesuatu. Adapun maksud kata proses dalam perkembangan siswa ialah
tahapan-tahapan perubahan yang dialami seorang siswa, baik yang bersifat
jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal mi juga berarti
tahapan perubahan tingkah laku siswa, baik yang terbuka maupun yang tertutup
(lihat halarnan 10).
Proses
bisa juga berarti cara terjadinya perubahan dalam din siswa atau respons/reaksi
yang ditimbulkan oleh siswa tersebut. Proses perkembangan dengan pengertian
seperti mi menurut Hurlock (1980) merupakan perubahan-perubahan yang
berhubungan dengan perkem bangan (developmental changes). Manusia, menurut
Elizabeth B. Hurlock, tak pemah statis atau mandek, karena perubahan-perubahan
senantiasa teijadi dalam dininya dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik yang
bersifat biologis maupuii yang bersifat psikologis.
J
Secara global, seluruh proses perkembangan individu sampal menjadi ‘person
(dirinya sendiri) benlangsung dalam tiga tahapart.
1. tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu
oleh sel sperma ayah).
2. tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dan rahim ibu ke alam dunia bebas).
3. tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas (development or selflsood).
2. tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dan rahim ibu ke alam dunia bebas).
3. tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas (development or selflsood).
B. Proses,
Tugas, dan Hukum Perkembangan
Pada
bagian mi akan penyusun bahas tahapan-tahapan atau urutan peristiwa
perkembangan manusia dalam hubungannya dengan proses belajar. Di samping itu,
dalam setiap tahapan perkembangan tersebut mengandung kecakapan dan
tingkat-tingkat pencapaian tertentu, maka akan penyusun lengkapi dengan urutan
mengenai tugas-tugasnya. Seusai menguraikan tugas-tugas perkembangan, penyusun
akan kemukakan pula hukum-hukum, yakni patokan umum yang berlaku dalam setiap
individu manusia.
1. Proses
Perkembangan
Secara
umum, proses dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang tenjadi dalam
perkembangan sesuatu. Adapun maksud kata proses dalam perkembangan siswa ialah
tahapan-tahapan perubahan yang dialami seorang siswa, baik yang bersifat
jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal mi juga berarti
tahapan perubahan tingkah laku siswa, baik yang terbuka maupun yang tertutup
(lihat halarnan 10).
Proses
bisa juga berarti cara terjadinya perubahan dalam din siswa atau respons/reaksi
yang ditimbulkan oleh siswa tersebut. Proses perkembangan dengan pengertian
seperti mi menurut Hurlock (1980) merupakan perubahan-perubahan yang
berhubungan dengan perkembangan (developmental changes). Manusia, menurut
Elizabeth B. Hurlock, tak pernah statis atau mandek, karena perubahan-perubahan
senantiasa terjadi dalam dininya dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik yang
bersifat biologis maupun yang bersifat psikologis.
Secara
global, seluruh proses perkembangan individu sampai menjadi person (dirinya
sendiri) berlangsung dalam tiga tahapan.
1. tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum
ibu oleh sel sperma ayah).
2. tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dan rahim ibu ke alam dunia bebas).
3. tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas (development or selflsood).
2. tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dan rahim ibu ke alam dunia bebas).
3. tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas (development or selflsood).
Namun
demikian, hanya enam fase yang akan penyusun bahas dalam buku m dalam kaitannya
dengan tugas perkembangan yang erat hubungannya dengan proses belajar manusia.
Pembatasan bahasan mengenai fase perkembangan mi sesuai dengan rancangan isi
buku mi sebagaimana yang telah penyusun utarakan secara eksplisit dalam Bab
Pendahuluan. Oleb karena itu, bagi anda khususnya para mahasiswa fakultas
keguruan disarankan untuk mempelajari seluk-beluk perkembangan lebih luas dan
mendalam melalui penelaahan buku-buku khusus psikologi perkembangan.
2. Tugas
dan Fase Perkembangan
Adalah
hal yang pasti bahwa setiap fase atau tahapan penkembangan kehidupan manusia
senantiasa berlangsung seining dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar dalam
hal mi tidak berarti merupakan kegiatan belajar yang ilmiah. Tugas belajar yang
muncul dalam setiap fase perkembangan merupakan keharusan universal dan
idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar keterampilan
melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim tenjadi pada
manusia normal. Di samping itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas
per tersebut adalah:
1) karena
adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu;
2) karena
adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang benkembang itu sendini
3) karena
adanya tuntutan kultural masyarakat sekitar.
Dalam
rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya
manusia hams belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu umpamanya kebiasaan
belajar berjalan dan berbicara pada rentang usia 1-5 tahun. Belajar melakukan
kebiasaan-kebiasaan tententu pada saat atau masa perkembangan yang tepat
dipandang berkaitan langsung dengan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas
perkembangan tensebut seyogianya selalu dipenhitungkan secara cermat oleh para
orangtua dan guru sebagai sesuatu yang hams terjadi secara alamiah dan tepat
pada waktunya. Perhatian orangtua dan juga guru (khususnya untuk fase rnasa
sekolah) amat diperlukan.
Tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-kegiatan belajar sebagai berikut.
Tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-kegiatan belajar sebagai berikut.
1. Belajar memakan makanan keras, misalnya mulai
dengan bubur susu, bubur beras, nasi, dan seterusnya.
2. Belajar berbicara, misalnya mulai dengan menyebut kata ibu, ayah, dan nama-nama benda sederhana yang ada di sekelilingnya.
3. Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dan tubuh nya, misalnya mulai dengan meludah, membuang ingus dan seterusnya.
4. Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual.
5. Mencapai kematangan untuk belajar membaca dalam anti mulai siap mengenal huruf, suku kata dan kata-kata tertulis.
6. Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya, dengan ayah, saudara kandung, dan orang-orang di sekelilingnya.
7. Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan salah, serta mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).
2. Belajar berbicara, misalnya mulai dengan menyebut kata ibu, ayah, dan nama-nama benda sederhana yang ada di sekelilingnya.
3. Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dan tubuh nya, misalnya mulai dengan meludah, membuang ingus dan seterusnya.
4. Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual.
5. Mencapai kematangan untuk belajar membaca dalam anti mulai siap mengenal huruf, suku kata dan kata-kata tertulis.
6. Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya, dengan ayah, saudara kandung, dan orang-orang di sekelilingnya.
7. Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan salah, serta mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).
Adapun
tugas-tugas perkembangan pada ini meliputi kegiatan belajar dan mengembangkan
hal-hal sebagai berikut.
1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan
untuk bermain, seperti lompat jauh, lompat tinggi, mengejar, menghindari
kejaran, dan seterusnya.
2. Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang berkembang, seperti kesadaran tentang harga din (self-esteem) dan kemampuan din (self efficacy).
3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakatnya.
4. Belajar memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan sebagai seorang wanita (jika ia seorang wanita).
5. Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (matematika atau aritmetika).
6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari hari.
7. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan yang berlaku di masyarakatnya.
2. Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang berkembang, seperti kesadaran tentang harga din (self-esteem) dan kemampuan din (self efficacy).
3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakatnya.
4. Belajar memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan sebagai seorang wanita (jika ia seorang wanita).
5. Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (matematika atau aritmetika).
6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari hari.
7. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan yang berlaku di masyarakatnya.
8. Mengembangkan sikap objektif/lugas baik
positif maupun negatif terhadap kelompok dan lembaga kemasyarakatan.
9. Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang independen (mandiri) dan bentanggung jawab.
3. Tugas perkembangan fase remaja
9. Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang independen (mandiri) dan bentanggung jawab.
3. Tugas perkembangan fase remaja
Masa
remaja (adolescence) menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas sub- sub masa
perkembangan sebagai berikut: 1) subperkembangan prepuber selama kurang lebih
dua tahun sebelum masa puber; 2) subperkembangan puber selama dua setengah
sampai tiga setengah tahun; 3) subperkembangan post-puber, yakni saat
perkembangan biologis sudah lambat tapi masih terus berlangsung pada
bagian-bagian organ tententu.,
Adapun
tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Mulai bekerja mencari nafkah, khususnya
apabila ia tidak melanjutkan karier akademik.
2. Memilih teman atau pasangan hidup berumah tangga (memilih calon suami atau istri).
3. Mulai memasuki kehidupan berumah tangga, yakni menjadi seorang suami atau istri.
4. Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan istri/suaminya.
5. Mengelola tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya.
6. Membesarkan anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan memberikan pendidikan (dalam arti yang luas) yang memadai.
7. Menerima tanggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang-undangan dan tuntutan sosial yang berlaku masyarakatnya.
8. Menemukan kelompok sosial (perkumpulan kemasyarakatan) yang cocok dan menyenangkan.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah tua tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
2. Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
3. Mengemhangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik baiknya bersama orang-orang dewasa lainnya.
2. Memilih teman atau pasangan hidup berumah tangga (memilih calon suami atau istri).
3. Mulai memasuki kehidupan berumah tangga, yakni menjadi seorang suami atau istri.
4. Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan istri/suaminya.
5. Mengelola tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya.
6. Membesarkan anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan memberikan pendidikan (dalam arti yang luas) yang memadai.
7. Menerima tanggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang-undangan dan tuntutan sosial yang berlaku masyarakatnya.
8. Menemukan kelompok sosial (perkumpulan kemasyarakatan) yang cocok dan menyenangkan.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah tua tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
2. Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
3. Mengemhangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik baiknya bersama orang-orang dewasa lainnya.
4. Menghubungkan din sedemikian rupa dengan
pasangannya (dengan suami atau istni) sebagai seorang pribadi yang utuh.
5. Menerima dan menyesuaikan din dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
6. Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier.
7. Menyesuaikan diri dengan perikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak) orang-orang yang berusia lanjut.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah tua tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
2. Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
3. Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik baiknya bersama orang-orang dewasa lainnya.
4. Menghubungkan din sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami atau istri) sebagai seorang pribadi yang utuh.
5. Menerima dan menyesuaikan din dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
6. Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier.
7. Menyesuaikan din dengan penikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak) orang-orang yang berusia lanjut.
5. Menerima dan menyesuaikan din dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
6. Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier.
7. Menyesuaikan diri dengan perikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak) orang-orang yang berusia lanjut.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah tua tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
2. Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
3. Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik baiknya bersama orang-orang dewasa lainnya.
4. Menghubungkan din sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami atau istri) sebagai seorang pribadi yang utuh.
5. Menerima dan menyesuaikan din dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
6. Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier.
7. Menyesuaikan din dengan penikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak) orang-orang yang berusia lanjut.
BAB III
KESIMPULAN
Perkembangan
motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan
individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap
konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai
berikut:
Melalui keterampilan motorik, anak
dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa
senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap
bola atau memainkan alat-alat mainan. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari
kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi
yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan
dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
Melalui perkembangan motorik, anak
dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau
usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,
menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
Melalui perkembangan motorik yang
normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya,
sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan
teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer
(terpinggirkan).
Perkembangan
keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau
kepribadian anak.
Motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan
saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi
motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan
otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Contohnya
kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik.
·
Perkembangan
sistim Saraf.
Sistim saraf
sangat berpengaruh dalam perkenbangan motorik karna sistim saraf lah yang
mengontrol gerak motorik pada tubuh manusia.
·
Kemampuan fisik
yang memungkinkan untuk bergerak.
Karna
perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan fisik maka kemampuan fisik
seseorang akan sangat berpengaruh pada perkembangan motorik seseorang. Anak
yang normal perkembangan motoriknya akan lebih baik dibandingkan anak yang
memiliki kekurangan fisik.
·
Keinginan anak
yang memotifasinya untuk bergerak.
Ketika anak
mampu melakkan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak
kepada motorik yang lebih luas lagi. Karna semakin dilatih kemampuan motorik
anak akan semakin meningkat.
·
Linkungan yang
mendukung.
Perkembangan
motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang
anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa
menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot.
·
Aspek
psikologis anak.
kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan
self-esteem.
o Umur.
o Kecepatan
pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenetal, tahun pertama kehidupan dan
pada masa remaja.
o Jenis kelamin setelah
melewati pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
o Genetik.
Genetik adalah
bawaan anak yaitu potensial anak yang akan menjadi ciri khasnya. Kelainan
genetik akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.
o Kelainan
kromosom.
Pada umumnya
kelainan kromosom akan disertai dengan kegagalan pertumbuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar