Halaman

Minggu, 21 Oktober 2012

Lompat Jangkit


LOMPAT JANGKIT
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Atletik


UNIGAL FKIP


Disusun oleh :

Dede Nurhidayat

Kelas I B


PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2009
KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Lompat jangkit, yang mana makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Atletik.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah, serta kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga semua amal baik semua pihak mendapat imbalan yang belipat dari Allah SWT. amiin.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.




Ciamis,      Oktober 2009

Penulis,


DAFTAR ISI
                                                                                                                Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................         i
DAFTAR ISI .............................................................................................        ii
BAB I       PENDAHULUAN ..................................................................        1
1.1    Latar Belakang ...................................................................        1
1.2    Batasan Masalah ................................................................        2
1.3    Maksud dan Tujuan ...........................................................        3
BAB II      PEMBAHASAN  ....................................................................        4
2.1    Sejarah Lompat Jangkit  ....................................................        4
2.2    Teknik Lompat Jangkit  .....................................................        5
2.3    Susunan Organisasi Perlombaan.........................................        6
2.4    Tugas dan Pungsi Pengurus Organisasi Perlombaan Dalam
2.5     Perwasitan..........................................................................        7
2.6    Cara Mengukur Lompatan Dalam Lompatan Jangkit.........        8
BAB III    KESIMPULAN ......................................................................       13
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................       14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Atletik Merupakan salah satu cabang Olah raga yang sering dilkukan oleh setiap orang/atlit di seluruh dunia, karena cabang olah raga ini sering di ikut sertakan dalam pesta olimpiade, terutama pada tahun 1896.
Bentuk yang unik yang terdapat dalam lompat jangkit adalah tuntunan yang besar untuk melakukan gerakan memantul (yaitu gerkan kemampuan untuk melompat, mendarat dan melompat lagi.

1.2    Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka penulis merumuskan dalam makalah ini hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, dilanjutkan dengan beberapa gerakan baru yang pengaruhnya masih terasa hingga kini, dan akhirnya dua tonggak penting pemikiran pendidikan di Indo­nesia. Meskipun paparan ini terbatas hanya pada beberapa aliran penting saja, namun diharapkan tidak akan mengurangi maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga kependidikan.




1.3    Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan yang lebih luas serta untuk meambah pengetahun yang lebih dalam bagi penulis khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya. Meskipun dalam pemaparan makalah ini hanya beberapa aliran saja, namun diharapkan tidak akan mengurangi maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga kependidikan. Selian hal tersebut, maksud dan tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Atletik.















BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1       Sejarah Lompat Jangkit
Istilah “Atletik” berasal dari kata Yunani “Atlon” yang berarti “Berlomba” atau “Bertanding”. Arti selengkapnya adalah pancalomba atau perlombaan yang terdiri dari lima nomor.
Di abad XIX merupakan masa menggeloranya kembali semangat berolahraga di kalangan masyarakat luas termasuk berkembangnya olahraga Atletik. Perkumpulan-perkumpulan Atletik mulai terbentuk. Adapun perlombaan-perlombaan Atletik mulai banyak diperlombakan dan diselenggarakan.
Pada tahun 1960 perkumpulan Atletik yang pertama di selenggarakan di Amerika tepatnya di Sanfransisco dengan nama Olimpiade Club. Kejuaraan atletik di Amerika di selenggaraka pada tahun 1960 oleh: New York Atletik Club. Setelah itu sering kali diadakan perlombaan di amerika serikat dengan Negara-negara eropa. Pada tahun 1880 di Inggris berdiri istilah Amateur Atletik Board. Tahun 1887 di New Salan berdiri New Zealand Atletik Amateur Assosation. Tahun 1899 di Belgia berdiri Lique royale belge’d Atletisme, dan di Canada berdiri Canadian Track and Field Asosiation.tahun 1895 Africa Selatan berdiri South Africant Amateur Atletic Union. Dan di Swedia berdiri SouthAfricant Amateur Atletic Union. Dan di Swedia berdiri Swenska Fri Idrotta Forbunder. Perlombaan-perlombaan kejuaraan atletik telah saring di selenggarakan. Demikian perlombaan atas Negara belum ada peraturan perlombaan menentukan pemenang.
Baru pada tanggal 17 Juli yaitu setelah selesainya perlombaan atletik pada olympiade modern V di Stockholm. Tokoh-tokoh atletik dari 17 negara yang mengikuti olypiade dari Amerika Serikat ,Australia ,Inggris ,Inggris, Jerman ,Swedia ,Yunani berdiskusi untuk membentuk suatu badan internasional yang kan membuat peraturan perlombaan atletik yang lengkap. Badan tersebut didirikan dengan nama Internasional Amateur Atletik Federation (IAAF) terpilih sebagai ketua adalah Kristina Helestrom kedua-duanya dari Swedia. Peraturan-peraturan tehnis untuk perlombaan Internasional yang pertama di sahkan pada congress yang ke tahun 1914 di Lyon Ferancis. Sejak terbentuknya IAAF ini ppenyelenggaraan perlombaan atletik makin baik terutama dalam segi pengorganisasian.
Ukuran untuk Lapangan dari awal lari sampai balok tumpuan ± 45m, dari balok tumpuan sampai bak lompatan ± 13m, bak lompat panjang 8m, lebar 2,75m. kedalaman bak lompat ± 10-20cm.

2.2       Teknik Lompat jangkit
Awalan dalam lompat jangkit
untuk meningkatkan kecepatan lari dengan tidak menghambat dari tumpuan-tumpuan tersebut, Jarak awalan harus cukup panjang 35 – 40 meter, supaya kecepatan mencapai titik maksimal pada waktu melakukan tumpuan. Gerakan lari konstan dan mampu menempatkan kaki tumpu pada balok dengan tepat.


Lompat jangkit dibagi dalam beberapa tahap gerakan:
a)      ancang-ancang
b)      jingkat
c)      langkah
d)     lompat
e)      dan mendarat
1.      Ancang-ancang
Tergantung dari tingkat prestasi, lari ancang-ancang bervariasi antara 10 langkah(untuk atlet pemula) dan 20 langkah(untuk atlet prifesional)
Kecepatan lari ancang-ancang semakin dipercepatsampai saat bertolak.
2.      Jingkat
Kaki penolak harus mendarat dengan aktif dan siap menyerang;ayunkan paha kaki bebas keposisi horizontal.Bertolak ke depan dan ke atas.
Untuk ’JINGKAT” yang panjang & datar, tariklah kaki penolak ke depan-atas dan tarik kaki-bebas ke bawah dan ke belakang. Pertahankan tubuh tetep gerak.
3.      Langkah
Bertolak dangan cepat; luruskan mata kaki, sendi dan lutut dan pinggang, ayunkan paha kaki-bebas ke posisi horizontal.
Pada waktu gerak ”Langkah”, posisi bertolak dipertahankan; untuk mempersiapkan gerak ”lompat”, luruskan kaki-bebas ke depan dan ke bawah.
4.       Lompat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiAHZfcBJkgshLTAq6JvG62C5mCeO1C8XRvXwD58G2yA2D6a61fqIqbwtVg9RksK0-dv6VN4PDy-dCc9Vzn3YmXBRpzrObXTOnZwPNw10-KWHdLoN1I7b7XkA_7_oyS3662bdYh3LFKaSk/s320/TJ.jpg          Gerakan lompat jangkit memproyeksikan pusat gaya berat tubuh si pelompat di udara ke arah depan dengan melalui tiga tahapan lompatan atau tumpuan. Yaitu Hop-Step-Jump.
Menurut ketentuan si pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua kali dengan kaki yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump atau lompat. Hasil dari suatu lompatan sangat tegantung dari kecepatan horizontal dan kekuatan pada ketiga tahapan tumpuan tesebut. Jarak antara hop, step, jump bervariasi tergantung dari kecepatan, kekuatan, dan kelentukan otot. Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu menjaga kecepatan.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3TzB-VlNeTYHFI4BpvEcbndqz6X9B96nQupxGy7NfygWXBeMRFoYFlzZ_tKpbRLqyQoyB0tGH7LslYs9glQaK8UuBr88aqtdX17HrNtLjo1O1D7OsMu03HSlOZEL6lZ9hMkG64AfiVYkP/s320/jump.jpg
Bertolaklah dengan cepat; ayunkan paha kaki-bebas ke posisi horizontal.
Untuk lompat jauh, tahap melayang melibatkan teknik menggantung atau teknik melangkah.
Tarik tubuh ke depan-bawah untuk mendarat;bawa lengan ke depan.
5.       Mendarat
Mendaratlah dengan kedua kaki sejajar di pasir, Biarkan tubuh mendarat di pasir di sampng kaki.

2.3     Gerakan-gerakan Dalam Lompat Jangkit
a. Gerakan Hop
Gerakan hop adalah gerakan dua kali menumpu kaki yang sama dengan tidak menghambat kecepatan lari atau awalan. Supaya lebih jelasnya perhatikan penjelasan berikut:
Perubahan kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang digerakkan oleh kaki tumpu.
v  Perubahan gerakan cenderung ke arah depan tidak ke atas.
v  Setelah menumpu kaki menekan mengayuh dengan tenaga penuh sehinga kaki hampir sejajar dengan tanah.
v  tahap akhir gerakan dengan sikap melayang untuk melakukan pendaratan.
Sebelum mendarat kaki tumpu harus digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang satu tergantung bebas di belakang titik pusat berat badan.
v  Saat kaki menumpu tumit lebih dahulu menyentuh tanah, tumit berada di depan titik pusat berat badan. saat melayang punggung diusahakan tegak tidak condong.


b. Gerakan step
Gerakan tumpuan yang ketiga yang dilakukan setelah gerakan tumpuan kaki yang sama, gerakan ini bertujuan mengubah kecepatan ke arah gerakan step, untuk menjaga gerak mendatar sebanyak mungkin untuk dapat mengangkat bobot badannya ke arah jump. Untuk mendapatkan Gerakan step yang baik. Anda perhatikan penjelasan berikut:
v  Jaraknya langkah tergantung dari kecepatan saat melakukan tumpuan.
v  Perpindahan diperoleh saat gerakan hop ke arah gerakan step disamping kaki yang diangkat mengayun.
v  Setelah kaki melakukan dorongan yaitu setelah gerakan hop kemudian kaki yang satunya bergerak dari sikap tergantung di belakang digerakan dengan lutut terlebih dahulu dan pangkal paha dipertahankan jangan bergerak turun.
v  Kaki harus digerakkan setinggi mungkin anggota badan bagian bawah tidak kaku dan tetap terayuh.
v  Sebelum gerakan menumpu kaki ayun dipertahankan tergantung kemudian hentakan kaki ke atas untuk mendapatkan suatu ketinggian, dengan tumit terlebih dahulu dengan berat badan berada di depan tumit. badan waktu melayang dipertahankan tegak.
c. Gerakan mendarat atau Jump
Gerakan jump ini merupakan bagian terakhir dari gerakan-gerakan sebelumnya, gerakan hop dan step, untuk mendapatkan pendaratan yang sempurna perhatikan penjelasannya:

v  Jauhnya hasil suatu lompatan tergantung dari kontribusi gerakan-gerakan awal.
v  Gerakan step diikuti dengan kaki yang tergantung yang diayunkan ke muka dibantu dengan ayunan kedua tangan.
v  Badan diusahakan setegak mungkin untuk memperoleh ketinggian yang diinginkan.
v  Gerakan melayang biasanya menggunakan teknik Hang stile.
v  Merentangkan kedua belah lengan ke atas dimaksudkan untuk menahan gerakan turun ke bawah (drop).
v  Waktu mendarat perhatian tertuju pada kaki yang diayunkan sejauh mungkin ke depan dari pinggul.
v  Lutut belakang diangkat ke depan sehingga sejajar dan kedua lengan digerakan ke depan membantu gerakan kaki, setelah tumit menyetuh pasir gerakan pinggul mendorong ke depan agar tidak jatuh ke belakang.
2.4       Susunan Organisasi Perlombaan
v  Manajer Perlombaan
v  Sekretaris Perlombaan
v  Manajer Tehnik Perlombaan
v  Juri Pencatat
v  Juri Ukur
v  Juri Penyiar
v  Bagian Medis
v  Bagian Keamanan


2.5       Tugas dan Fungsi pengurus Organisasi Perlombaan dalam Perwasitan
1.      Manajer Perlombaan
Bertugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan perlombaan yang betul, tertib, dan lancer. Dan dia wajib mengecek bahwa semua petugas telah lapor kehadirannya untuk bertugas, atau menunjuk pengganti bila perlu, dan bekerja sama dengan pihak keamanan untuk mengatur orang yang diberi wewenang saja boleh masuk arena.
2.      Sekretaris Perlombaan
Bertugas  bertanggung jawab atas terselenggaranya rapat-rapat panitia pelaksana dan menyusun notulen/hasil catatan hasil rapat yang berhubungan dengan perlombaan yang dimaksud. Dan bertanggung jawab mengatur dan mengurusi seluruh urusan, adminitsrasi, menerima dan melakukan korespondensi penting yang berhubungan dengan perlombaan.
3.      Manajer Tehnik Perlombaan
Bertugas bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana perlombaan yang sesuai dengan peraturan IAAF/PASI, serta kartu hasil lomba dipersiapkannya.
4.      Juri Pencatat
Bertugas mengisi atau menyempurnakan isi dari formulir perlombaan secepatnya, kemudian ditandatangani oleh wasit.


5.      Juri Ukur
Bertugas mengukur jarak lompatan yang dilakukan oleh para atlit.
6.      Juri penyiar
Bertugas mengumumkan nama dan nomer dada peserta yang berlomba dalam tiap event kepada penonton.
7.      Bagian Medis
Bertugas menjamin tersedianya sarana dan prasana medis untuk pengujian medis, pengobatan dan pelayanan kesehatan darurat di tempat perlombaan sehingga perawatan atlit memadai.
8.      Bagian Keamanan
Bagian keamanan ini harus dapat menguasai/mengawasi keamanan diseluruh arena lomba dan harus melarang setiap orang selain petugas/official, para atlit peserta yang berkumpul untuk berlomba, untuk memasuki dan tinggal diarena perlombaan.
2.6       Cara Mengukur Lompatan pada Lompat Jangkit
Pada lompat jangkit pengukuran sebetulnya sama dengan pengukuran pada loncat jauh. Pengukuran dilakukan oleh juri pengukur yang biasanya berjumlah 2 (dua) orang. Pengukuran akan dilakukan apabila lompatan tersebut dinyatakan syah. Pengukuran lompatan diambil dari balok ujung balok tumpu yang terdekat dengan bak pasir, sampai pada tanda awal pendaratan. Bila pelompat berjalan mundur seusai melakukan lompatan maka yang diukur adalah jarak ketika atlet tersebut mundur. Oleh karena itu ketika seusai meloncat maka atlet harus berjalan maju. Pada pengukuran ini diusahakan untuk seteliti mungkin sebab selisih satu cm saja akan berpengaruh. Selain itu alat yang digunakan untuk mengukur juga harus sama ( hanya ada satu alat ukur). Hasil lompatan akan dicatat oleh pencatat hasil perlombaan.
Penentuan pemenang lompat jangkit bila kita lihat memanglah mudah karena ditentukan oleh lompatan yang paling jauh. Sebetulnya tidak demikian sebab ada beberapa prosedur yang harus dilalui oleh atlet, seperti tes doping.
Bila didalam sebuah perlombaan ada nilai yang sama maka untuk menentukan juara maka harus diberikan kesempatan pada kedua peserta tersebut untuk melakukan lompatan lagi. Dan bila masih sama maka dilihat dari prestasi atlet sebelumnya, dan bila masih sama baru diadakan undian.









BAB III
KESIMPULAN
Istilah “Atletik” berasal dari kata Yunani “Atlon” yang berarti “Berlomba” atau “Bertanding”. Arti selengkapnya adalah pancalomba atau perlombaan yang terdiri dari lima nomor.
Di abad XIX merupakan masa menggeloranya kembali semangat berolahraga di kalangan masyarakat luas termasuk berkembangnya olahraga Atletik. Perkumpulan-perkumpulan Atletik mulai terbentuk. Adapun perlombaan-perlombaan Atletik mulai banyak diperlombakan dan diselenggarakan.
Teknik Lompat jangkit
1.       Awalan dalam lompat jangkit
Lompat jangkit dibagi dalam beberapa tahap gerakan:
a)      ancang-ancang
b)      jingkat
c)      langkah
d)     lompat
e)      dan mendarat



2.         Ancang-ancang
3.         Jingkat
4.         Langkah
5.         Lompat
6.         Mendarat
B.        Gerakan gerakan dalam lompat jangkit
·         Gerakan HOP
·         Gerakan STEF
·         Gerakan Jump









DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R (1980). Streching. Bolinas, CA: Shelter
Bompa, T.O. (1983). Theory and methodology of training: The key Coaches and sport, Dubuque, IA, : W,C. Browen.

2 komentar: